Oleh karena di sana (jalur pantura, red.) masih ada perbaikan Jembatan Comal, kendaraan-kendaraan berat beralih melalui jalur selatan

Purwokerto (ANTARA News) - Perjalanan delapan kereta api terhambat akibat sebuah truk tronton mengalami patah as roda di perlintasan Jalan Gerilya Barat, Kelurahan Pasirmuncang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin pagi.

"Sementara ada delapan KA dari arah Jakarta yang terhambat, beberapa di antaranya mengalami keterlambatan lebih dari tiga jam," kata Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono, di Purwokerto.

Dalam hal ini, kata dia, sebanyak lima kereta api tertahan di Stasiun Besar Purwokerto, yakni KA Bogowonto (Pasarsenen-Lempuyangan pp), KA Senja Utama Solo (Pasarsenen-Solo Balapan), KA Progo (Pasarsenen-Lempuyangan pp), KA Logawa (Purwokerto-Jember), dan KA Serayu Pagi (Purwokerto-Bandung-Jakarta pp).

Selain itu, kata dia, dua rangkaian kereta api tertahan di Stasiun Karanggandul, yakni KA Jaka Tingkir (Pasarsenen-Solo Jebres) dan KA Kutojaya Lebaran (Pasarsenen-Kutoarjo), serta KA angkutan motor gratis yang tertahan di Stasiun Karangsari.

"Kalau yang dari arah timur untuk sementara belum ada," katanya.

Truk tronton berpelat nomor L-9881-UD yang mengangkut besi itu mengalami patah as roda belakang di perlintasan Sebidang, Kelurahan Pasirmuncang, Kecamatan Purwokerto Barat.

Akibatnya, arus kendaraan dari arah Purwokerto maupun Ajibarang yang melintas di ruas jalan tersebut mengalami kemacetan, sehingga Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas mengalihkan sebagian kendaraan melalui ruas jalan dalam kota Purwokerto.

Truk tronton tersebut dapat dievakuasi sekitar pukul 08.00 WIB dengan menggunakan mobil craine dan sebuah alat berat untuk menarik serta mendorong truk keluar dari perlintasan.

Setelah truk tronton tersebut dievakuasi, rangkaian kereta yang pertama kali melintas adalah KA Bogowonto.

Saat ditemui wartawan, Kepala Polres Banyumas Ajun Komisaris Besar Polisi Dwiyono mengatakan bahwa kejadian yang dialami truk tronton dari Surabaya tujuan Jakarta tersebut merupakan dampak pengalihan kendaraan berat yang seharusnya melewati jalur pantai utara (pantura).

"Oleh karena di sana (jalur pantura, red.) masih ada perbaikan Jembatan Comal, kendaraan-kendaraan berat beralih melalui jalur selatan," katanya.

Padahal, kata dia, kondisi jalan di jalur selatan maupun jalur tengah tidak memadai untuk dilalui kendaraan berat karena lebih banyak berkontur pegunungan yang berkelok-kelok dan menanjak.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014