Dari seni pertunjukan hingga kuliner, dari kerajinan tangan hingga festival budaya, sektor ini memiliki kontribusi yang semakin signifikan bagi perekonomian nasional.
Seiring berkembangnya ekonomi kreatif, kebudayaan kini bukan sekadar identitas bangsa, tetapi juga bisa menjadi mesin penggerak ekonomi yang menciptakan lapangan kerja, memajukan pariwisata, dan menempatkan Indonesia sebagai kekuatan budaya di dunia.
Sektor budaya Indonesia menyimpan potensi besar untuk menjadi salah satu pilar penggerak perekonomian nasional, dengan lebih dari 17.000 pulau dan beragam suku yang ada turut menjadi bukti bahwa negeri ini kaya akan warisan budaya.
Tidak hanya menjadi identitas bangsa, kekayaan budaya ini juga menyumbang kontribusi yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid pernah menyebut pentingnya investasi budaya untuk meningkatkan nilai ekonomi.
Kebudayaan, selain tujuan utama untuk membangun karakter dan jati diri bangsa, juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi. Setiap Rp1 yang diinvestasikan dari kebudayaan, nilai baliknya hingga Rp10.
Hanya saja, keberlanjutan potensi yang ada membutuhkan kebijakan yang strategis, terutama dalam pelestarian dan promosi budaya yang semakin relevan di tengah persaingan global.
Kementerian Kebudayaan
Menjawab tantangan tersebut, Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian lebih serius pada pengembangan kebudayaan Indonesia, dengan membentuk Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri, terpisah dari kementerian lain. Kebijakan ini untuk memastikan kebudayaan mendapatkan prioritas khusus dalam agenda pembangunan nasional.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi budaya sebagai poros ekonomi yang berbasis identitas bangsa.
Dengan kementerian yang fokus pada kebudayaan, berbagai upaya pelestarian, promosi, dan inovasi bisa ditingkatkan, termasuk program perlindungan kekayaan intelektual dan dukungan infrastruktur budaya.
Presiden Prabowo juga berkomitmen untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya, sehingga ekonomi kreatif berbasis budaya dapat tumbuh lebih berdaya saing dan berkelanjutan.
Keberadaan Kementerian Kebudayaan akan menjadi titik balik bagi kemajuan budaya Indonesia, menjadikannya motor penggerak ekonomi, sekaligus pilar identitas bangsa.
Dengan begitu, potensi budaya yang ada tidak hanya mendukung pariwisata dan penciptaan lapangan kerja, tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi berbasis budaya di kancah internasional.
Potensi dan tantangan
Pengamat pariwisata dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Ike Janita Dewi, melalui risetnya mengungkapkan bahwa sektor kebudayaan di Indonesia pada tahun 2023 melibatkan sekitar 44 juta tenaga kerja, atau hampir 30 persen dari total tenaga kerja di Tanah Air.
Angka tersebut menunjukkan besarnya peran sektor budaya dalam menyediakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional.
Riset itu juga menyoroti dampak luar biasa dari kegiatan seni dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti sebuah acara seni yang membutuhkan biaya Rp457 juta mampu menghasilkan dampak ekonomi hingga Rp160 miliar. Angka yang jauh melampaui biaya penyelenggaraannya dan menunjukkan bukti potensi besar dari ekonomi kreatif bangsa ini.
Peneliti dari Tenggara Strategics, Made Hani Jaya Dewantara, turut menambahkan bukti bahwa sektor kebudayaan Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
Sebagai contoh, Museum Nasional menyumbang sekitar Rp372 miliar melalui tiket masuk dan acara, dengan total valuasi aset mencapai Rp2 triliun.
Selain itu, sektor kain tradisional berkontribusi sekitar Rp10 triliun melalui ekspor dan perdagangan domestik, sementara setiap festival budaya mampu mencetak dampak ekonomi hingga Rp7 miliar.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga menegaskan bahwa sektor budaya Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
Kementerian Kebudayaan berkeyakinan bahwa budaya bukan hanya warisan, tetapi juga kekuatan ekonomi yang melibatkan ribuan pekerja kreatif di bidang musik, film, seni pertunjukan, dan lainnya, yang dapat memberikan kontribusi signifikan jika didukung dengan ekosistem yang optimal.
Hanya saja, kementerian itu mencatat bahwa salah satu tantangan utama dalam mengembangkan potensi ini adalah perlunya pengembangan infrastruktur, akses seniman dan budayawan terhadap ruang-ruang ekspresi, sementara fasilitas seni yang tersedia sering kali memiliki biaya sewa yang tinggi.
Situasi tersebut yang membuat berbagai kegiatan budaya, saat ini bisa dioptimalkan untuk mengungkit nilai ekonomi, padahal mereka berperan penting dalam memperkaya identitas bangsa dan mendorong ekonomi.
Oleh karena itu, pemerintah berencana memperbanyak fasilitas seni yang terjangkau, sehingga seniman dan budayawan memiliki lebih banyak ruang untuk berekspresi.
Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, sektor budaya diyakini mampu berkembang menjadi pilar ekonomi yang kuat dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat serta memajukan identitas Indonesia di panggung global.
Semua kenyataan itu menunjukkan bahwa kebudayaan Indonesia memiliki potensi yang tidak terbatas untuk menjadi mesin penggerak ekonomi yang kuat.
Dengan kekayaan tradisi dan keanekaragaman yang ada, sektor budaya dapat berkembang menjadi pilar utama perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat identitas bangsa di kancah internasional.
Kini, dengan langkah strategis seperti pembentukan Kementerian Kebudayaan, budaya Indonesia tidak hanya terus hidup, tetapi juga mampu beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi tantangan global, menjadikannya kekuatan yang tidak hanya dirayakan, tetapi juga diberdayakan, sekaligus memberdayakan.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024