Brussels (ANTARA News) - Uni Eropa pada Minggu mendesak tentara Israel dan kelompok Palestina Hamas segera menghentikan permusuhan di Gaza dan mengutuk hilangnya nyawa dalam jumlah besar dalam perang itu.
"Pertumpahan darah itu harus dihentikan," kata pernyataan, yang ditandatangani ketua Uni Eropa dan Komisi Eropa atas nama 28 negara anggota kelompok tersebut.
"Kami menyesalkan nyawa hilang dalam jumlah mengerikan, termasuk perempuan dan anak-anak tak berdosa," katanya, dengan mengutuk kekerasan tak tertahankan, yang diderita warga Gaza akibat bom Israel.
Pernyataan Uni Eropa itu juga menyatakan serangan berlanjut roket oleh Hamas atas Israel adalah ancaman tak dapat diterima terhadap warga Israel.
Tapi kelompok itu mencatat bahwa pertahanan sah perlu sepadan.
Korban tewas akibat tiga pekan gerakan tentara Israel di Gaza telah mencapai 1.766 orang, kata petugas kesehatan. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan lebih dari 80 persen dari jumlah itu adalah warga, termasuk 329 anak-anak.
Di sisi lain, 66 orang Israel tewas, termasuk 64 tentara, sebagian besar tewas dalam pertempuran di Gaza selatan.
Pernyataan Eropa Bersatu mengatakan bahwa berdasarkan atas kekerasan pada masa lalu, capaian gerakan tentara terbatas.
Kelompok tersebut menyerukan perundingan penyelesaian, yang menghasilkan dua negara damai, Israel dan Palestina, hidup berdampingan dan Uni Eropa siap giat mendukung perundingan itu.
Sedikit-dikitnya 10 orang tewas pada Minggu dalam serangan terkini atas sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza selatan, yang melindungi pengungsi Palestina akibat gempuran gencar Israel, kata petugas kesehatan.
Juru bicara layanan darurat Gaza Ashraf al-Qudra menyatakan, puluhan orang terluka akibat serangan itu, yang terjadi di kota Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.
Chris Gunness, juru bicara badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA), menyatakan sekolah itu menampung ribuan pengungsi, yang dipaksa meninggalkan rumah mereka oleh kekerasan di Gaza.
Itu kali ketiga dalam 10 hari sekolah badan dunia tersebut ditembaki dan terjadi empat hari sesudah peluru tank Israel menghantam sekolah di kota utara, Jabaliya, menewaskan 16 orang dalam serangan, yang dikutuk keras kepala Ban Perserikatan Bangsa-Bangsa Ki-moon, demikian AFP.
(B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014