Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mendorong Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk terus meningkatkan sistem peringatan dini dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya respons terhadap informasi bencana.
 
Menurut Novita, saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, langkah itu bernilai penting dalam mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian akibat terjadinya suatu bencana.
 
“Ini sangat penting untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian moril maupun materi akibat bencana," ujarnya.

Baca juga: RI dinilai layak jadi acuan dunia, kembangkan peringatan dini tsunami
 
Ia berharap BMKG dapat menjadi lembaga yang unggul dalam memberikan prediksi yang tepat serta membantu kebijakan pembangunan yang lebih baik di masa depan. Dengan langkah tersebut, Novita berharap Indonesia semakin siap dalam menghadapi berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi, serta mampu melindungi keselamatan masyarakat secara lebih efektif.
 
Sementara itu, kepada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Novita meminta badan tersebut meningkatkan kecepatan penyampaian informasi dalam penanggulangan bencana kepada masyarakat.
 
“Juga pentingnya peningkatan kecepatan informasi dalam penanggulangan bencana serta dukungan terhadap sistem komunikasi canggih yang terintegrasi dengan instansi terkait, seperti TNI, Polri, dan BNPB,” kata dia.
 
Sebelumnya, BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam menyampaikan peringatan dini kepada warga Kepulauan Riau (Kepri) untuk mewaspadai adanya fenomena banjir pesisir (rob) dikarenakan fase supermoon yang terjadi di beberapa wilayah pada 16 November 2024.
 
“Memasuki fase supermoon yang terjadi pada tanggal 16 November, kami sampaikan peringatan dini banjir rob untuk wilayah Kepulauan Riau yang berlaku dari tanggal 15 sampai dengan 25 November,” kata Prakirawan Fitri Annisa di Batam.
 
Dia menjelaskan fenomena supermoon pada 16 November berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum dan dapat menimbulkan banjir pesisir (rob).
 
Adanya fenomena ini, kata dia, akan berdampak pada aktivitas di wilayah perairan, seperti pelabuhan dan transportasi laut.

Baca juga: EWS TV digital miliki dua fitur utama sebarkan informasi bencana

Baca juga: BNPB soroti keunggulan teknologi sistem peringatan dini di Indonesia
 
“Hal ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas masyarakat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan,” katanya.
 
Untuk itu, masyarakat pesisir pantai diimbau waspada adanya fenomena banjir pesisir yang diprediksi berpotensi terjadi selama 10 hari dari tanggal 15 sampai dengan 25 November.
 
Beberapa wilayah Kepri yang berpotensi terkena banjir rob, yakni Kota Batam meliputi wilayah pesisir Kecamatan Batu Aji, Batu Ampar, Sekupang, Nongsa, dan sekitarnya.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024