Sukabumi (ANTARA News) - Tim Search and Rescue gabungan akhirnya menemukan jasad seorang wisatawan yang merupakan korban terakhir kecelakaan laut tenggelam di Pantai Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar, Minggu.
Informasi yang dihimpun Antara dari anggota SAR, korban yang bernama Cepih alias Cepot (17) warga Kampung Cikupa, Cigombong, Kabupaten Bogor yang hilang tenggelam di Pantai Citepus pada Sabtu, (2/8) ditemukan sekitar 300 meter dari tempat kejadian.
Korban ditemukan oleh anggota SAR yang tengah melakukan pencarian di tengah laut.
Saat ditemukan jasad korban dari hidung dan telinganya masih mengeluarkan darah segar, pada bagian mata kanan terdapat luka dan wajahnya lecet-lecet serta tubuhnya mulai mengembung karena terlalu banyak kemasukan air.
"Jasadnya langsung kami evakuasi ke RSUD Palabuhanratu untuk divisum," kata Ketua Forum Komunikasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi, Okih Fajri kepada Antara, Minggu.
Menurut Okih, luka yang terdapat di tubuh korban karena terbentur karang saat jasadnya terombang-ambing di laut apalagi di lokasi hilang tenggelamnya korban merupakan daerah berkarang. Sehingga, dengan ditemukannya jasad wisatawan yang menjadi korban terakhir kecelakaan laut ini operasi SAR dihentikan.
Selama musim libur lebaran ini pihaknya mencatat ada empat wisatawan yang meninggal dunia akibat tenggelam yakni Aditya Rama (15) warga Kalijati, Subang yang tenggelam di Pantai Karanghawu, Dinda (9) warga Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi yang tenggelam di Pantai Karangpapak, kemudian Aprizal (10) warga Tangerang Banten tenggalam di Pantai Citepus dan terakhir Cepih (17) yang jasadnya baru saja ditemukan pada hari ini.
"Walaupun operasi SAR pencarian korban kecelakaan laut sudah kami tutup, namun anggota masih tetap bersiaga karena sampai saat ini wisatawan yang ada di objek wisata laut masih cukup banyak yang bisa saja ada lagi pelancong yang tenggelam," tambahnya.
Sementara, Kepala Humas dan Infokom Badan Penyelamat Wisata Tirta Kabupaten Sukabumi, Dede Sumarna mengatakan pada musim libur lebaran ini angka kecelakaan laut tinggi, adapun yang menjadi penyebabnya adalah "human error" atau kesalahan yang timbul dari si wisatawan seperti tidak mentaati peraturan.
Selain itu, sarana dan prasarana di objek wisata laut untuk pengamanan pun minim, bahkan sarana yang dimiliki pihaknya dalam mengamankan dan membantu wisatawan yang mengalami kecelakaan laut sangat minim, sehingga untuk mencapai ke lokasi tenggelamnya korban selalu terjadi keterlambatan karena minimnya alat yang digunakan.
"Maka dari itu, kami meminta kepada Pemkab Sukabumi untuk menambah sarana dan prasarana keamanan di objek wisata laut dan menambah alat untuk para petugas "Life Guard", karena selama ini alat yang digunakan untuk membantu korban kecelakaan laut masih dengan alat seadanya. Padahal pemasukan dari retribusi kedatangan wisatawan sangat tinggi," kata Dede.
(KR-ADR/B008)
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014