Dhaka (ANTARA News) - Pemenang Nobel Perdamaian asal Bangladesh, Muhammad Yunus, merencanakan suatu gerakan nasional untuk mencari calon-calon yang jujur dan memiliki kemampuan pada Pemilu parlemen tahun depan.
Kepada wartawan Selasa malam Yunus mengatakan bahwa ia mungkin membentuk sebuah partai politik, jika diperlukan, sebagai bagian dari upaya memperbaiki politik nasional yang terganggu oleh konflik.
"Saya merencanakan memulai suatu gerakan untuk mendapatkan orang yang mampu dan jujur, untuk maju dalam pemilihan," kata Yunus sebelum berangkat ke Korsel.
Yunus dan Grameen Bank yang didirikannya mendapat penghargaan Nobel Perdamaian 2006 karena upayanya mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan sehingga ia sering dijuluki "bankir bagi kaum miskin".
Sistem perbankan yang diciptakannya telah dicontoh di 100 negara, dari AS hingga Uganda.
Namun Yunus menolak permintaan memimpin sebuah pemerintahan independen sementara yang akan mengawasi pemilihan umum Januari mendatang setelah pemerintahan Perdana Menteri Begum Khaleda Zia mundur pada akhir bulan ini.
"Saya tidak akan menerima tawaran menjadi ketua pelaksana pemerintahan," katanya.
Partai-partai politik negara tersebut menemui kesulitan dalam mencapai kesepakatan soal komposisi pelaksana pemerintahan.
Pertai yang berkuasa dan partai-partai oposisi mengalami kebuntuan dalam pembicaraan berminggu-minggu untuk kesepakatan soal reformasi pemilihan umum.
"Yunus adalah orang netral terbaik di negara ini, dan sebagai lambang persatuan," kata Mohammad Ataur Rahman, ketua Persatuan Ilmuwan Politik Bangladesh.
Bangladesh sering dilanda konflik politik dan ada kekhawatiran meningkatnya ketegangan jika kedua belah pihak tidak dapat sepakat soal pemerintahan sementara, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006