Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Jumat pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Selain itu, Jakarta menduduki peringkat keempat sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Menurut situs pemantau kualitas udara IQ Air yang dipantau pada Jumat pukul 06.35 WIB, kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka 179 mengacu kepada penilaian PM2,5 dengan nilai konsentrasi 96 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi sebanyak itu setara 19,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran kecil dari 2,5 mikron (mikrometer).
Situs tersebut juga merekomendasikan terkait kondisi udara di Jakarta, yaitu bagi masyarakat sebaiknya menghindari aktivitas di luar ruangan, jika berada di luar ruangan gunakanlah masker. Kemudian menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.
Baca juga: Meski kemarin hujan, kualitas udara Jakarta pagi ini masih tak sehat
Baca juga: Meski diguyur hujan, udara Jakarta tidak sehat untuk yang sensitif
Sementara dari data yang sama, kota dengan kualitas udara terburuk di dunia urutan pertama yaitu Lahore (Pakistan) di angka 901, urutan kedua Delhi (India) di angka 559, urutan ketiga Dhaka (Banglades) di angka 180 dan kelima Kolkata (India) di angka 175.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara terintegrasi hasil pantauan di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di kota metropolitan tersebut.
Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.
Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategis.
Dengan demikian, data mengenai kualitas udara di Jakarta bisa disajikan secara lebih komprehensif.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024