Prinsip utama dalam setiap proyek infrastruktur adalah memudahkan akses transportasi bagi masyarakat, sekaligus menyediakan opsi perjalanan yang lebih murah dan nyaman
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyampaikan bahwa rencana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya saat ini masih dalam tahap kajian studi kelayakan atau feasibility study.

"Kita masih pengkajian lagi (soal kereta cepat Jakarta-Surabaya)," kata Wamenhub di sela menghadiri Pelantikan Terpadu Lulusan Sekolah Kedinasan Jalur Pola Pembibitan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis.

Baca juga: KCIC: Operasional kembali normal usai benda asing selesai dievakuasi

Menurut Suntana, pihak Kementerian Perhubungan sedang melakukan studi kelayakan atau feasibility study untuk memastikan apakah proyek ini dapat membawa manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

Suntana menegaskan bahwa prinsip utama dalam setiap proyek infrastruktur adalah memudahkan akses transportasi bagi masyarakat, sekaligus menyediakan opsi perjalanan yang lebih murah dan nyaman.

Ia juga menekankan pentingnya evaluasi dan pengkajian menyeluruh sebelum mengambil keputusan.

"Prinsipnya kalau itu memudahkan dan membuat transportasi menjadi murah dan nyaman why not? Tapi kan segala sesuatu kan nggak bisa tiba-tiba kita (putuskan begitu saja), harus evaluasi," ujarnya.

Meskipun demikian, Suntana mengingatkan bahwa setiap proyek besar harus dievaluasi dengan cermat agar tidak memberikan beban tambahan pada anggaran negara. Pengkajian proyek seperti kereta cepat harus mempertimbangkan dampak finansial terhadap keuangan negara.

Ia juga menekankan bahwa setiap proyek besar, termasuk kereta cepat, perlu melewati berbagai tahapan pengkajian, mulai dari studi kelayakan atau feasibility study hingga dokumen desain teknis atau detailed engineering design (DED).

Melalui kajian itu, pemerintah dapat mengevaluasi berbagai aspek penting, termasuk efektivitas, efisiensi, dan dampak terhadap keuangan negara.

"Kan tadi saya bilang ada pengkajian, kan setiap proyek itu istilahnya ada feasibility study, ada DED. Lalu kita lihat ini bahkan membebankan anggaran negara nggak? dan lain-lain," ucapnya.

Baca juga: KCIC buka rute baru Padalarang-Tegalluar mulai Jumat

Meski begitu, Suntana menegaskan bahwa proyek-proyek infrastruktur harus berlandaskan pada kepentingan masyarakat dan pemerintah berkomitmen untuk menyediakan kemudahan transportasi yang bermanfaat bagi publik.

"Tapi segalanya (jika) untuk kepentingan masyarakat, kemudahan masyarakat Pemerintah pasti berkomitmen untuk melaksanakan itu," kata Wamenhub.

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan rencana infrastruktur kereta cepat Jakarta-Surabaya dapat menjadi terobosan (game changer).

"Menurut saya memang ini akan terus kita kaji dan saya akan pelajari lebih detail lagi, Tetapi paling tidak saya melihat ini penting, ini sesuatu yang akan menjadi game changer kalau bisa diwujudkan," ujar AHY di Jakarta, Rabu (30/10).

Menurut AHY, rencana infrastruktur kereta cepat membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit dan juga dukungan dari berbagai pihak. Namun, jika nantinya dapat diwujudkan maka infrastruktur kereta cepat Jakarta-Surabaya ini dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi masyarakat.

"Tetapi kalau ini sekali lagi bisa diwujudkan menghubungkan Jakarta - Surabaya misalnya begitu, lintasan yang digunakan oleh puluhan bahkan ratusan juta penduduk. Saya rasa akan menjadi sesuatu yang sangat bukan hanya monumental tetapi juga akan sangat memberikan nilai ekonomi yang tinggi," katanya.

AHY menyampaikan bahwa dirinya akan mempelajari terlebih dahulu mengenai rencana infrastruktur kereta cepat tersebut.

"Akan saya pelajari, saya tidak akan menyampaikan secara detail terlebih dahulu karena memang ini adalah fase saya untuk bisa lebih memahami permasalahan sekaligus juga mempelajari target-target yang ditetapkan sebelumnya," katanya.

Baca juga: AHY: Infrastruktur kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa jadi terobosan

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024