Kepungan pasukan pemerintah telah menyebabkan kota itu tanpa pasokan air, listrik dan pangan.
Kota berpenduduk sekitar 420.000 jiwa, terbesar kedua yang dikuasai pemberontak setelah Donetsk, hampir setiap hari ditembaki yang menewaskan sejumlah warga sipil sementara militer Ukraina memperketat pengepungannya terhadap para petempur pro-Rusia yang bertahan di kota itu.
"Apa yang terjadi di Lugansk sekarang ... adalah perang yang sesungguhnya yang telah menelan korban jiwa lebih dari 100 warga yang tidak bersalah," kata Wali Kota Sergiy Kravchenko.
"Setelah beberapa bulan blokade dan penembakan yang tiada henti kota itu terlibat berada diambang malapetaka kemanusiaan."
Kota itu direbut pemberontak pada April. Kota yang terketak dekat perbatasan Rusia itu kini tidak memiliki pasokan air dan listrik dan hubungan internet dan telepon putus, kata pemerintah kota itu.
Pasokan bahan bakar minyak termasuk bagi badan urusan darurat, tidak ada dan persediaan pangan menipis karena sebagian besar toko tutup kecuali beberapa toko roti dan pedagang daging tutup karena pengiriman terhenti.
Para pensiunan tidak dibayar bulan lalu dan karyawan berusaha untuk memperoleh gaji mereka sementara uang tidak ada.
(Uu.SYS/C/H-RN/C/H-AK)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014