“Jus dikurangi, karena jus itu akan membuat serat buah banyak tidak terpakai atau terbuang, kalorinya juga menjadi lebih tinggi fruktosanya (jenis gula yang banyak ditemukan pada buah),” kata dia dalam diskusi memperingati Hari Diabetes oleh Novo Nordisk di Jakarta, Kamis.
Rulli menjelaska, buah utuh mengandung lebih banyak serat, yang memainkan peran penting dalam mengatur kadar gula darah.
Baca juga: Manfaat makan buah untuk penderita diabetes dan menurunkan berat badan
Serat dalam buah utuh, terutama serat larut, membantu memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan gula darah yang cepat setelah makan.
Sebaliknya, saat buah dijus, seratnya sebagian besar hilang, sementara konsentrasi gula alami dalam buah tetap ada. Hal ini menyebabkan peningkatan gula darah yang lebih cepat setelah konsumsi jus, yang dapat memperburuk kontrol glikemik pada penderita diabetes.
Selain itu, mengonsumsi buah utuh cenderung memberikan rasa kenyang lebih lama karena kandungan seratnya yang lebih tinggi, membantu mengatur nafsu makan dan mencegah makan berlebihan.
Jus buah juga sering kali mengandung kalori dan gula tambahan atau pun kental manis, yang dapat meningkatkan beban glikemik, memperburuk resistensi insulin, dan meningkatkan risiko fluktuasi gula darah yang tidak terkendali.
“Selain itu, jus juga umumnya tidak hanya butuh satu buah, ada beberapa buah sehingga kalorinya juga akan lebih banyak,” Rulli menambahkan.
Lebih lanjut, Rulli menganjurkan penderita diabetes untuk menghindari buah-buahan dengan kadar gula tinggi, salah satunya kurma.
Sebetulnya, banyak buah baik untuk kesehatan, namun, porsi yang tepat diperlukan untuk penderita diabetes.
“Yang pasti, penderita diabetes harus mengkonsumsi buah yang jumlah kalorinya tidak melebihi kebutuhan kalori hariannya, buah apa pun boleh kita berikan yang penting tidak melebihi kebutuhan kalori hariannya,” jelas Rulli.
Baca juga: Penderita diabetes dianjurkan tidak berlebihan konsumsi buah
Baca juga: Khasiat buah naga untuk diabetes hingga jantung
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024