“Di dalam dunia Navis, ia mengajak kita untuk merenungkan tanggung jawab kita sebagai manusia, bagaimana kepedulian satu sama lain, dan mendorong kita untuk melihat lebih jauh dari sekadar potret indah tentang bangsa yang kita tampilkan, untuk peduli dan sama-sama melihat kebutuhan mereka yang terpinggirkan,” katanya dalam peringatan 100 tahun A.A Navis di Markas Besar UNESCO, Prancis, yang diikuti secara daring di Jakarta pada Kamis.
Ia menegaskan, Navis bukan hanya seorang sastrawan, melainkan juga seorang humanis yang visioner dengan karya-karya sastra yang terus menggema baik di Indonesia maupun dunia, utamanya dalam rangka memperjuangkan keadilan.
“Saat kita berkumpul di sini hari ini, kita tidak hanya merayakan sosok penulis yang luar biasa, tetapi juga seorang humanis visioner yang kontribusinya dalam dunia sastra dan literasi terus bergema hingga saat ini,” ucapnya.
Menurutnya, Navis bukan sekadar seorang pendongeng, melainkan juga pengamat yang tajam dalam menggambarkan kondisi manusia dalam karya-karyanya, seorang kritikus terhadap norma sosial, dan pembela identitas budaya
“Melalui kata-kata dan tulisan-tulisannya, ia melukiskan potret hidup Indonesia dengan jelas, menyatukan tema-tema tentang moralitas, komunitas, dan menampilkan kompleksitas kemanusiaan kita,” ujar dia.
Baca juga: Mendikdasmen giatkan minat baca sastra, serap aspirasi sastrawan
Selain itu, perayaan 100 tahun A.A Navis juga sebagai salah satu cara untuk mengakui dampak besar yang telah ia berikan dalam dunia sastra, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global, karena kata-katanya telah melampaui batas-batas geografis dan terus diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Karya-karya luar biasa tersebut, menurutnya, juga terus menginspirasi pembaca serta penulis di seluruh dunia.
“Ia adalah seorang mentor bagi banyak orang, membimbing generasi penulis Indonesia berikutnya dan mendorong mereka untuk menyuarakan pikiran mereka serta menantang status quo. Keyakinannya bahwa sastra adalah alat untuk berpikir kritis dan mengekspresikan diri tetap menjadi pelajaran yang sangat relevan di dunia kita yang terus berkembang ini, tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa E Aminudin Aziz mengemukakan, peringatan 100 tahun kelahiran A.A Navis dilaksanakan di Indonesia dan Prancis. Di Indonesia, peringatan A.A Navis dilakukan sepanjang tahun di seluruh Provinsi Indonesia, mulai dari Provinsi Sumatera Barat, tempat kelahirannya.
“Orang dewasa diajak untuk mengenang dan memaknai kembali kekaryaan A.A Navis, dan murid sekolah diajak lebih mengenal sastrawan dan kesusastraan di negaranya,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah menerbitkan buku yang berisi kumpulan tulisan dari puluhan orang penulis yang mengkaji secara kritis pemikiran dan visi budaya A.A Navis, selain menerjemahkan karya-karya terpilih A.A Navis.
Baca juga: Inayah Wahid: Seni jadi medium penting suarakan kemerdekaan Palestina
Baca juga: Anugerah Sastra Mastera diharap menginspirasi lahirnya sastrawan baru
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024