Jakarta (ANTARA) - Berolahraga sambil berwisata menjadi tren saat ini. Kegiatan yang kini menjadi gaya hidup masyarakat itu tidak bisa dipungkiri dipicu dengan adanya COVID-19 ketika orang-orang ingin menjaga kebugaran tubuh.
Bersepeda dan lari menjadi pilihan masyarakat untuk berolahraga di luar ruangan. Ketika larangan berpergian COVID-19 dicabut, orang-orang yang telah memiliki kebiasaan itu mulai mencari lokasi berolahraga sambil berwisata.
Hal itu kemudian dimanfaatkan sejumlah pihak untuk membuat ajang olahraga, dari komunitas, tingkat nasional, hingga bertaraf kejuaraan dunia, yang potensinya ditangkap jelas oleh pemerintah.
Pada perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2022 Presiden RI Joko Widodo menyebut bahwa kegiatan yang kemudian dikenal dengan nama sport tourism itu membuka peluang besar bagi Indonesia.
Terlebih, Indonesia memiliki banyak destinasi indah, mulai dari dari gunung, laut, dan danau yang indah, juga beragam seni dan budaya, yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai acara olahraga seperti terbang layang, menyelam, bersepeda, atletik, dan olahraga rekreatif lainnya.
Terlebih karena olahraga sendiri juga dianggap merupakan industri yang cakupannya sangat luas mulai dari even, industri pakaian, sepatu bola, lalu juga melibatkan industri media dan penyiaran termasuk industri suvenir, piala, stiker yang dapat melibatkan UMKM sampai perusahaan raksasa multinasional.
Sport tourism kemudian menjadi agenda besar dua kementerian, yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) dan kala itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) untuk membangkitkan perekonomian bangsa, mengingat pariwisata menjadi sektor yang terdampak parah akibat COVID-19, karena pembatasan perjalanan untuk mencegah menyebarnya virus.
Kemenparekraf RI dan Kemenpora RI kemudian menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memperkuat dukungan terhadap sport tourism.
Untuk mendukung perkembangannya, kegiatan olahraga out door yang berada di alam terbuka itu kemudian dibagi dalam dua jenis, yakni hard sport tourism dan soft sport tourism.
Hard sport tourism merupakan kegiatan lomba resmi yang bersifat regular yang masuk dalam mata agenda lomba yang diadakan, seperti SEA Games, Asian Games, World Cup.
Sementara soft sport tourism merupakan kegiatan olahraga wisata yang berkaitan dengan trend atau gaya hidup pada suatu negara atau daerah, di mana tidak hanya atlet olahraga tersebut, tetapi masyarakat umum dapat ikut serta dalam lomba tersebut.
Misalnya olahraga lari, bersepeda atau hiking, bahkan jenis olahraga yang disukai merambah seperti diving, rafting atau surfing.
Ramuan
Menurut informasi dari laman organisasi pariwisata dunia UNWTO, sport tourism dalam sektor pariwisata akan melibatkan berbagai sektor usaha untuk menggeliatkan perekonomian suatu bangsa.
Misalnya, perhotelan atau penginapan setempat, transportasi, kuliner, cenderamata atau budaya yang bisa dipertontonkan, destinasi wisata maupun kegiatan olahraga itu sendiri.
Sehingga, kemudahan regulasi dalam menyelenggarakan acara merupakan strategi pemerintah guna mengembangkan sport tourism di Indonesia.
Kemenparekraf RI berupaya mempermudah regulasi perizinan penyelenggaraan acara di Indonesia dengan melakukan digitalisasi layanan untuk mewujudkan proyeksi sport tourism atau wisata olahraga sebesar Rp18,7 triliun pada 2024.
SuperApp Presisi milik Polri terintegrasi dengan Sistem Informasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Online (SIMPONI) dari Kemenkeu agar proses pembayaran lebih cepat di OSS (Online Single Submission).
Beberapa agenda sport tourism yang terkenal di Indonesia misalnya Tour de Singkarak yang diadakan sejak 2009 menjadi ajang balap sepeda incaran wisatawan dalam negeri maupun luar negeri pecinta balap sepeda.
Tour de Singkarak menginisiasi kompetisi sepedaan sejenis. Sebab, bersepeda sambil berkeliling kota atau desa tentu merupakan hal yang menyenangkan.
Jika Tour de Singkarak diadakan di sekitar Danau Singkarak, Sumatera Barat, Tour of Kemala Belitong menawarkan keindahan Pulau Belitung dengan menyusuri pantai.
Selain lomba balap sepeda, jenis wisata olahraga lainnya adalah dalam bentuk lomba lari maraton. Lari menjadi salah satu olahraga yang sangat populer dan kerap dilakukan di berbagai destinasi wisata di Indonesia, contohnya Borobudur Marathon.
Tercatat pada 2022, sebanyak 4.600 peserta ikut meramaikan acara maraton tersebut. Tingkat okupansi penginapan bahkan mencapai 80 persen lebih dibanding hari biasanya.
Tidak hanya sekadar berlari, Borobudur Marathon juga mengajak peserta berkeliling Candi Borobudur atau mengunjungi museum dan galeri seni di sekitar candi, maupun mencoba kuliner khas Magelang. Sehingga, potensi gelaran wisata olahraga tersebut harus dimaksimalkan untuk perekonomian daerah di berbagai sektor.
Ekonomi dan prestasi
Dari segi hard sport tourism, Kemenpora berupaya membawa turnamen berskala internasional ke Indonesia, di antaranya MotoGP Mandalika, Piala Dunia FIBA 2023, dan Aquabike World Championship 2023.
Menurut catatan Kemenparekraf, gelaran MotoGP Mandalika berhasil membawa berkah bagi perekonomian Indonesia, dengan mencapai angka Rp4,5 triliun.
Moto GP Mandalika membawa efek bagi pelaku bisnis, dengan rincian peningkatan usaha di bidang akomodasi, makanan, dan minuman sebesar 22,29 persen, sementara bisnis transportasi meningkat sebesar 15,36 persen.
Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif juga tercatat meningkat hingga 41 persen, sebanyak 23 persen dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Piala Dunia FIBA 2023 mencatatkan rekor jumlah penonton terbanyak di pertandingan babak penyisihan.
Berdasarkan data hasil penjualan tiket selama 10 hari penyelenggaraan, jumlah penonton dua babak kualifikasi FIBA World Cup 2023 di Jakarta mencapai total 139.032 orang. Jika ditambah dengan tamu FIBA, sponsor, dan undangan, maka total jumlah penonton bisa mencapai hampir 150.000 orang.
Angka tersebut merupakan yang paling tinggi di antara penonton yang menghadiri pertandingan babak penyisihan Piala Dunia FIBA 2023 di dua lokasi penyelenggara lainnya, yaitu di Okinawa Jepang dan Manila Filipina.
Piala Dunia FIBA 2023 juga menjadi pemicu prestasi bola basket di Indonesia. Tim-tim berkelas dunia, termasuk Timnas Basket Spanyol dan Brasil, yang bertanding dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak.
Aquabike World Championship 2023 di Danau Toba juga memberikan dampak ekonomi signifikan. Pemerintah provinsi Sumatera Utara menyebut kontribusi pajak dari acara tersebut bahkan mencapai Rp39,22 miliar atau setara dengan 10,79 persen dari Pendapatan Asli Daerah Kabupaten.
Ajang tersebut kembali digelar tahun ini dengan diikuti oleh sekitar 100 atlet dari 30 negara. Jumlah atlet naik lebih dari dua kali lipat dari taun lalu. Indonesia mendapatkan slot 10 atlet nasional.
Kesempatan itu tentu tidak disia-siakan Kemenpora untuk mempersiapkan atlet demi menorehkan prestasi di tingkat internasional, dengan menggelar Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Aquabike sebanyak lima seri tahun ini.
Tentunya, prestasi olahraga dan wisata dapat berjalan seiringan, utamanya di Indonesia. Bumi Nusantara bisa menjadi pemeran utama dalam ekosistem sport tourism mengingat berbagai macam bentuk bentang alam dan budaya tersedia di Indonesia.
Dengan pengembangan yang lebih masif, bukan tidak mungkin sektor ini menjadi salah satu andalan peningkatan ekonomi masyarakat.
Baca juga: IFG LBM 2024 memperkuat pengembangan sport tourism di DPSP Labuan Bajo
Baca juga: Potensi-potensi cuan dalam olahraga
Baca juga: Kadispar Kepri sebut Lagoi jadi destinasi unggulan sport tourism
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024