Jakarta (ANTARA News) - Relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza Palestina, Abdillah Onim, mengemukakan rakyat di wilayah itu sangat memerlukan obat dan makanan karena Israel masih memblokade dan melakukan serangan.
"Selain itu, yang juga dibutuhkan saat ini adalah alat kesehatan, tim medis, air bersih, pembalut, kasur busa, bantal, dan genset," katanya saat menghubungi Antara dari Gaza, Sabtu sore.
Ia menjelaskan lebih dari 400 ribu warga Gaza menempati tempat pengungsian di sekolah-sekolah.
Abdillah Onima masuk ke Gaza beberapa tahun lalu ketika menjadi relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia.
"Doa dan dukungan sangat mereka butuhkan," kata pria yang telah menikah dengan muslimah Gaza Rajaa Yusuf Ali dan sudah dikaruniai seorang putri bernama Marwiyah Filindo (Filistin/Palestina-Indonesia) itu.
Ia menyebutkan masyarakat di Indonesia bisa memberikan bantuan dan infak yang bisa disampaikan melalui Abdillah Onim, dengan alamat ke Rekening BNI Cabang Kenari Mas Jakarta Pusat No.Rek : 6900090001 a/n Abdillah Onim.
Konfirmasi transfer donasi bisa melalui pin BB di Gaza: 25C63245, dan Whatsapp/mobile : +972 598058513.
Onim mengatakan, hingga dua hari setelah Idul Fitri/Lebaran (31/7), pihak israel masih menyerang dengan misi utama membumi hanguskan wilayah Gaza.
"Israel menyerang warga sipil, anak-anak, wanita Gaza dengan menggunakan bom fosfor, roket, artileri, gas beracun dari pesawat jet F16, tank, dan kapal perang," katanya.
Bahkan, kata dia, Israel melontarkan roket persis di pintu masuk tempat ia sebagai koresponden sedang siaran untuk televisi swasta di Jakarta.
"Sebanyak dua kali Israel melontarkan roket, dan dengan sengaja ingin membunuh saya. Tapi Alhamdulillah Allah SWT masih melindungi," katanya.
Ditegaskannya bahwa di Gaza saat ini tidak ada jaminan keamanan.
"Kami hanya berlindung dan tetap tawakal kepada Allah SWT saja," kata warga negara Indonesia (WNI) sudah menetap di Gaza itu.
Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014