Kediri (ANTARA News) - Kayu bantalan rel di jalur kereta api Kertosono-Kediri di Jawa Timur sudah banyak yang lapuk termakan usia dan sampai sekarang belum ada upaya penggantian untuk pengamanan jalur yang panjangnya 26 kilometer itu. Kepala Resor Jalan dan Rel 74 PT Kereta Api Indonesia (KAI), Moch Soleh, kepada ANTARA di Kediri, Rabu, mengemukakan, akibat bantalan rel lapuk itu, laju kereta api dari Kertosono menuju Kediri dan arah sebaliknya menjadi terhambat. "Setiap kereta api yang melintas di jalan ini kecepatan maksimum yang diijinkan tidak boleh lebih dari 60 kilometer per jam untuk kereta penumpang, dan 45 kilometer per jam untuk kereta barang," ujarnya didampingi Kepala Disytrik Jalan dan Rel Kertosono-Kediri, Poniran. Hal itu, menurut Soleh, harus ditaati oleh para masinis untuk menghindari terjadinya kecelakaan kereta api, seperti anjlok dari perlintasan saat melaju di jalur tersebut. Ia juga menyebutkan, di sepanjang jalur tersebut terdapat sedikitnya 1.300 batang bantalan rel yang terbuat dari kayu telah lapuk, dan perlu segera digantikan dengan bantalan rel yang terbuat dari beton. Selain itu, jalur Kertosono-Kediri juga rawan terjadinya tindak pencurian alat penambat rel yang terbuat dari baja. Sesuai data yang terdapat di kantor Resor Jalan dan Rel 74, beberapa lokasi rawan pencurian alat penambat rel, meliputi km 211 hingga km 213 dari Kertosono menuju Purwoasri, km 206-km 207 (Purwoasri-Papar), dan km 195 Minggiran-Susuhan. "Kami telah menerjunkan beberapa personel, baik itu dari pegawai PT KAI sendiri atau tenaga sukarelawan dari masyarakat sekitar lintasan tersebut," papar Soleh menjelaskan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006