Singapura (ANTARA News) - Tim renang Inggris Selasa terpaksa mempersingkat jadwal latihannya di kolam renang Singapura karena kebakaran hutan di Indonesia terus mengirimkan kabut asap ke negara-negara Asia Tenggara. Ketimbang berlatih di kolam Toa Payoh negara pulau itu, para perenang Inggris itu mengubah jadwal pelatihan mereka dan kembali ke pemukiman mereka untuk menghindari asap. Tim itu memilih Singapura untuk penyesuaian dengan cuaca dan budaya Asia sebagai persiapan menghadapi Olimpiade Beijing 2008. Tim dengan tujuh perenang itu akan berangkat ke Australia Minggu untuk tujuan yang sama. Kabut asap tahun ini mengingatkan pada kabut asap yang meliputi wilayah Asia Tenggara pada 1997-98, yang menimbulkan wabah penyakit dan dari segi ekonomi menimbulkan kerugian miliaran dolar. Kabut asap itu terjadi tiap tahun selama musim panas di pulau Sumatra serta bagian terbesar dari Kalimantan yang mengundang protes dari negara jiran Malaysia dan Singapura. "Saat ini benar-benar sulit bernafas," kata perenang Inggris Liam Tancock, juara pesta olahraga persemakmuran 2006, juara gaya punggung 100 meter. "Saya tahu tidak selamanya seperti itu. Tapi sungguh disayangkan, karena fasilitas begitu bagus dan masyarakatnya amat bersahabat," katanya. "Segala sesuatu tentang Singapura fantastis - selain kabut asap itu," katanya kepada Straits Times. Pelatih Inggris Ben Titley berkata: "Merupakan peluang bagus bagi kami datang dan mengalami kondisi Singapura." "Kami mengerti bahwa cuaca di Beijing saat Olimpiade akan sama dengan Singapura," katanya. "Kami terpaksa mempersingkat waktu di air karena sulit bernafas," tambahnya. Asosiasi layar dan renang Singapura para atlet Asian Games mereka akan berlatih di luarnegeri jika bahaya asap tetap mengancam. Kantor lingkungan Singapura memperkirakan kualitas udara yang tidak menguntungkan itu akan berlangsung sampai akhir bulan ini, demikian Reuters.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006