Perangkap ini dipasang sekitar dua minggu yang lalu karena ada permintaan dari warga
Kabupaten Solok (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengevakuasi seekor harimau Sumatera dengan jenis kelamin betina yang masuk perangkap di Nagari (desa) Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
"Perangkap ini dipasang sekitar dua minggu yang lalu karena ada permintaan dari warga," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Sijunjung, BKSDA Sumbar, Mecky Aditya Eka Putra di Kabupaten Solok, Kamis.
Ia mengatakan harimau Sumatera tersebut diketahui warga masuk ke dalam perangkap atau box strap pada Kamis pagi. Setelah dibius, petugas langsung memindahkan satwa dilindungi itu ke Taman Margasatwa Budaya Kinantan (TMSBK), atau Kebun Binatang di Kota Bukittinggi.
Evakuasi satwa yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya itu setelah pemasangan perangkap box strap pada akhir Oktober 2024.
Pemasangan perangkap ini dilatarbelakangi beberapa konflik harimau Sumatera dengan lingkungan setempat yang menerkam dua hingga tiga ekor anjing milik warga di Nagari Batang Barus.
"Jadi sudah banyak kejadian warga berjumpa dengan harimau Sumatera sehingga kita pasang perangkap untuk mencegah hal yang tidak diinginkan," ujar dia.
Ia mengatakan lokasi ditemukannya harimau Sumatera berada di antara dua suaka margasatwa yakni Suaka Margasatwa Barisan dan Suaka Margasatwa Tarusan sehingga memang habitat satwa yang dilindungi itu.
Sementara itu, Wali Nagari (kepala desa) Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Banta Bransyah mengatakan warga setempat beberapa kali melihat langsung satwa liar itu masuk ke kawasan pemukiman hingga menerkam anjing.
"Untuk mencegah konflik harimau dengan manusia, kami meminta bantuan BKSDA dan Tim Patroli Anak Nagari untuk memasang perangkap," kata dia.
Baca juga: BKSDA Bengkulu terus berupaya usir harimau dari pemukiman warga
Baca juga: Medan Zoo rawat intensif harimau yang alami gangguan fungsi hati
Baca juga: Menjaga sang "datuk" berbulu loreng di Sumatera
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024