Kairo (ANTARA News) - Mesir mengatakan undangannya kepada delegasi Israel dan Palestina untuk mengadakan pembicaraan mengenai gencatan senjata jangka panjang di Gaza masih berlaku kendati gencatan senjata kemanusiaan selama 72 jam telah ambruk.

Namun Mesir mengecam Israel karena tetap menyasar warga sipil tak bersalah Palestina di Jalur Gaza, dengan menunjuk pemboman intensif Israel di kota Rafah yang sudah menewaskan setidaknya 62 orang.

Proposal gencatan senjata tiga hari yang dimulai pukul 05.00 GMT atau 22.00 WIB malam lalu ambruk di tengah pertumparan darah baru dan penangkapan tentara Israel oleh Hamas.

Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan delegasi gabungan Palestina yang termasuk unsur Hamas dan Jihad Islam, akan ke Kairo Sabtu ini untuk pembicaraan gencatan senjata kendati meledak kekerasan baru.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan Kairo mengikuti dengan penuh perhatian dan keprihatinan perkembangan-perkembangan terakhir di Jalur Gaza.

Mesir mendesak semua pihak mematuhi sepenuhnya kondisi-kondisi gencatan senjata kemanusiaan yang sudah diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.

Belum lama Jumat kemarin, Mesir mengundang pemerintah Israel dan Otoritas Palestina untuk datang ke Kairo guna membicarakan gencatan senjata jangka panjang.

Wakil Ketua Jihad Islam Ziad al-Nakhale berkata kepada AFP bahwa pihak berwenang Mesir membatalkan dialog itu setelah Israel mengungkapkan bahwa salah seorang tentaranya ditahan Palestina.

Namun Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan lagi bahwa undangan itu masih berlaku.

"Mesir menjamin bahwa undangan itu telah dikirimkan kepada Otoritas Palestina dan pemerintah Israel agar mengirimkan delegasi mereka ke Kair untuk mempelajari semua masalah berkaitan...dalam kerangka inisiatif Mesir yang masih berlaku," kata Kementerian Luar Negeri Mesir seperti dikutip AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014