Jakarta (ANTARA) - Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Rony P Sasmita mengusulkan agar pemerintah menghadirkan teknologi terbaik di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, efisiensi maupun untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang.
“Artinya pemerintah wajib membantu industri untuk mengganti mesin-mesin TPT yang sudah usang dengan yang lebih modern dan efisien, antara lain dengan memberikan kredit program yang bunga disubsidi misalnya,” kata Rony kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa modernisasi mesin layak menjadi prioritas mengingat perkembangan industri saat ini. Industri di Indonesia banyak yang masuk kategori UMKM yang berusia tua, namun sulit mendapatkan pembiayaan untuk meningkatkan teknologi karena dianggap memiliki prospek bisnis yang suram.
Ia juga menyoroti beban biaya energi berupa listrik dan gas yang signifikan pada industri TPT, pihaknya juga mengusulkan agar pemerintah mendukung lewat penurunan biaya energi.
“Tarif listrik maupun harga gas industri harus disesuaikan seperti negara tetangga, khusus untuk sektor industri TPT,” katanya.
Sebab, jika dibandingkan dengan industri TPT di Vietnam yang lebih unggul dari Indonesia hal ini disebabkan karena tarif listrik industri di negara itu lebih murah.
Ronny juga merekomendasikan agar pemerintah saat ini dapat mengikuti jejak Vietnam dalam melobi negara-negara potensial sebagai tujuan ekspor baik lewat kerja sama bilateral maupun multilateral untuk menapai kesepakatan perdagangan bebas salah satunya dengan Uni Eropa.
“Sampai hari ini TPT RI masih kena bea masuk ke pasar UE, padahal produk Vietnam bea masuknya sudah 0 persen karena menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan mereka,” ujarnya pula.
Ia pun berharap agar pemerintah merealisasikan kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA) dengan Uni Eropa, khusus untuk TPT Indonesia, agar tidak kalah bersaing dengan Vietnam di pasar Eropa.
“Karena sekalipun Eropa dilanda kelesuan ekonomi, pasar TPT ternyata masih tetap bagus karena tingkat pendapatan masyarakatnya tinggi dan menjadi kiblat mode utama dunia,” pungkasnya.
Baca juga: Ombudsman minta pemerintah percepat penyelamatan Sritex cegah PHK
Baca juga: Puan minta Pemerintah beri intervensi industri tekstil tanah air
Baca juga: Mendag: Permendag 8 lindungi industri tekstil
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024