Pernyataan tersebut disampaikan Kim Yung-ho pada Kamis (14/11) saat memberikan pidato sambutan dalam diskusi para pemimpin opini yang diadakan di Universitas Yonsei, Seoul, sekitar sepekan setelah Trump terpilih untuk masa jabatan presiden kedua dengan visi "America First" yang mencakup kebijakan luar negeri.
"Meskipun ada perubahan dalam kepemimpinan politik, aliansi kuat Korea Selatan-AS yang telah bertahan selama 71 tahun, tidak akan goyah," kata Kim dalam pidatonya yang dibacakan Wakil Menteri Kim Soo-kyung.
Menteri Kim menambahkan aliansi tersebut tetap kuat karena kedua negara telah lama berbagi nilai-nilai inti seperti kebebasan dan hak asasi manusia serta terus bergerak menuju tujuan bersama yaitu perdamaian dan kemakmuran. Kemitraan, tegasnya, akan semakin solid.
Kim juga menyatakan bahwa kemitraan trilateral yang melibatkan Jepang, yang dibentuk selama KTT Camp David pada Agustus 2023 di antara para pemimpin ketiga negara, juga akan tetap teguh di bawah masa jabatan kedua Trump. Dirinya menyebutnya sebagai landasan untuk unifikasi Korea dan perdamaian regional.
Dia juga berjanji bahwa pemerintah akan bekerja lebih sungguh-sungguh untuk mewujudkan unifikasi Korea dengan mencari solidaritas dan dukungan dari komunitas internasional untuk unifikasi yang berbasis pada demokrasi dan kebebasan.
Sumber : Yonhap-OANA
Baca juga: Ban Ki-moon: Korsel perlu "membujuk" China tentang unifikasi dua Korea
Baca juga: Korsel kecam pihak-pihak yang dukung sikap anti-unifikasi Korut
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024