Ramallah, Palestina (ANTARA News) - Utusan gabungan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, Sabtu berangkat ke Kairo untuk pembicaraan gencatan senjata, meskipun pertempuran kembali meletus di Gaza, kata kantor Presiden Mahmud Abbas seperti dikutip AFP.
"Abbas membentuk delagasi utusan yang akan ke Kairo pada Sabtu, apa pun keadaannya," kata kantor kepresidenan Palestina menyangkut utusan beranggotakan 12 orang itu.
Mereka termasuk pembantu Abbas, Azzam Ahmed, kepala keamanan pemerintah Palestina Majed Faraj, beberapa pejabat tinggi Hamas, termasuk Mussa Abu Marzuq, dan anggota terkemuka Jihad Islam, Ziad Nakhale.
Pernyataan itu mengatakan mereka dengan pejabat Mesir akan membahas langkah mencapai gencatan senjata dalam perang di Gaza, yang telah menewaskan hampir 1.500 warga Palestina dalam 25 hari, selain 61 tentara dan tiga warga Israel di negara Yahudi itu.
Pengumuman itu keluar sesudah Jihad Islam menyatakan Mesir menunda pembicaraan tentang gencatan senjata jangka panjang.
"Pejabat Mesir menghubungi Jihad Islam dan menyatakan Israel memberitahu mereka bahwa tentara diculik," kata wakil pemimpin kelompok itu, Ziad Nakhale, kepada AFP, "Pembicaraan ditunda."
Juru bicara tentara Israel menyatakan gencatan senjata awal 72 jam, yang dimulai pada Jumat pukul 12.00 WIB, berakhir setelah seorang prajurit diduga diculik saat "teroris" melanggar gencatan senjata.
Israel menyatakan akan terus menghancurkan terowongan pejuang Gaza dalam setiap jeda pertempuran.
Khalil Hayya, pemimpin penting HAMAS di Jalur Gaza, dalam pernyataan pers singkat, yang disiarkan jejaring berita HAMAS, mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam bahaya dan menghadapi serangan berat dari perlawanan Palestina.
"Netanyahu berusaha keluar dari kemelutnya," kata Hayya. "Tak akan ada gencatan senjata tanpa dipenuhi semua tuntutan perlawanan Palestina."
(B002/M016)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014