"Mengenalkan literasi dan math sebagai konsep yang ada di kehidupan dengan cara bermain misalnya sebenarnya tidak apa-apa," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.
Meski begitu, keahlian dan kepiawaian tenaga pengajar berperan penting bagi anak PAUD agar mereka tidak merasa bosan dan tertekan dengan pelajaran tersebut atau membuat mereka justru tidak gembira ketika datang ke sekolah.
"Saya khawatir ketika calistung yang dinarasikan, ketika kemampuan gurunya tidak cukup bagus. Maka menjadi fokus di belajar membaca matematika dan menulis yang diajarkan dengan cara yang kurang menarik sehingga justru membunuh rasa ingin tahu dan keinginan belajar," ujar dia.
Baca juga: Dindik Belitung Timur larang terapkan calistung penerimaan murid SD
Pada dasarnya, pelajaran yang penting untuk anak usia PAUD adalah bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya, dan bukan calistung.
Ia mengatakan dengan tercipta suasana bermain yang dinarasikan dengan gembira dan riang, persiapan mereka untuk masuk tahap pendidikan selanjutnya tidak menimbulkan trauma, atau bahkan enggan untuk melanjutkan pendidikan.
"Justru yang harus dikuatkan di anak anak usia dini adalah rasa ingin tahu, imajinasi dan keunikan. Selain itu, yang penting juga adalah mengenalkan lifeskill dan kemandirian pada anak anak PAUD," kata dia.
Menurut dia, anak-anak PAUD masih dalam tahap mengembangkan motorik kasar dan halus serta emosi sosial dan kognisi sehingga perlu perhatian untuk perkembangan mereka ketika berada di dalam kelas tersebut.
Meski begitu, katanya, memberikan pengetahuan calistung melalui konsep bermain masih memungkinkan dan bisa diterima sehingga anak tidak merasa terpaksa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Baca juga: Akademisi ungkap pentingnya pendidikan numerasi sejak PAUD
Baca juga: Kemendikdasmen: Pendidikan numerasi PAUD fondasi masuk SD
Baca juga: Urgensi menghapus tes calistung dalam seleksi masuk SD
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024