Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak hanya mampu memimpin, tetapi juga mengelola dan memberikan solusi tanpa harus mencari kambing hitam
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan kepada para peserta yang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXVII tentang pentingnya peran pemimpin yang tidak hanya memiliki kemampuan sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai manajer.

"Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak hanya mampu memimpin, tetapi juga mengelola dan memberikan solusi tanpa harus mencari kambing hitam," ujar Menag dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menurut Menag, menjadi seorang pemimpin yang proaktif berarti tidak bekerja berdasarkan suasana hati. Seorang proaktif bekerja dengan tujuan, target, dan mengedepankan orientasi sistem,

"Mari kita sama-sama meninggalkan karakter reaktif dan bertransformasi menjadi pribadi yang proaktif serta objektif dalam menghadapi tantangan," kata dia.

Di samping itu, Menag berharap kepada seluruh alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) untuk memahami transformasi digital bukan hanya soal penggunaan komputer, tetapi juga bagaimana memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan layanan yang lebih baik.

Baca juga: Menag minta penjaminan mutu pesantren tak berpatokan ke sekolah formal
Baca juga: Indonesia bersama 43 negara berbagi pengalaman pengelolaan Ziswaf


"Digitalisasi adalah tentang beradaptasi dengan sistem dan pola kerja yang lebih modern, efektif, dan berkelanjutan," kata Menag.

Pada kesempatan tersebut, Menag juga mengapresiasi kepada para narasumber yang terlibat langsung pada PKN, dan menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang diberikan kepada Kementerian Agama untuk melaksanakan PKN II.

Sementara itu, Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agama Suyitno melaporkan bahwa PKN Tingkat II telah berlangsung mulai 15 Juli hingga 9 November 2024.

"PKN Tingkat II ini diikuti sebanyak 59 peserta berasal dari berbagai instansi, termasuk Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, MPR, KPK, Kejaksaan Agung, Polri, dan Lembaga Administrasi Negara (LAN)," katanya.

Suyitno mengatakan dalam pelaksanaan PKN telah dilakukan evaluasi terhadap peserta sebagai upaya untuk melihat keberhasilan para peserta pelatihan. Evaluasi tersebut meliputi empat jenis yang menjadi penentu kelulusan, meliputi evaluasi akademik, pembelajaran lapangan, evaluasi aktualisasi kepemimpinan, evaluasi sikap perilaku.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024