Dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, album kompilasi "sonic/panic Vol.2" bukan sekadar proses berkarya, tetapi juga sebuah perjalanan memahami dampak nyata perubahan iklim. Melalui "sonic/panic Vol. 2", IKLIM menggunakan musik sebagai medium untuk menggerakkan kesadaran terhadap krisis iklim, mengajak masyarakat untuk bertindak, dan mengedukasi industri musik untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan.
"Musik itu powerful. Untuk membuat perubahan, kita harus menyentuh hati orang, dan seni adalah media yang paling efektif untuk itu," kata I Gede Robi Supriyanto, salah satu inisiator IKLIM.
Baca juga: Bahas isu perubahan iklim, belasan musisi nasional berkumpul di Bali
Dia menambahkan, "Isu lingkungan adalah isu yang penting untuk dibicarakan. Jika kita sebagai masyarakat tidak berbicara, pemerintah tidak akan mendengarkan dan tidak akan mengangkat isu ini dalam kebijakan publik".
Dirilis oleh Alarm Records (label rekaman ramah lingkungan pertama di Indonesia), "sonic/panic Vol. 2" menghadirkan 15 lagu dari musisi Indonesia yang peduli terhadap isu perubahan iklim. Ada Efek Rumah Kaca, Petra Sihombing, Voice of Baceprot, Asteriska, Matter Mos, Bsar, Daniel Rumbekwan, Bachoxs, Down For Life, Jangar, LAS!, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris!.
Album "sonic/panic Vol. 2" kini dapat dinikmati di berbagai platform streaming musik, seperti Spotify dan YouTube Music. Sebagai bagian dari peluncuran, IKLIM mengajak publik untuk ikut serta mewujudkan praktik industri musik yang lebih ramah lingkungan dan mengadopsi langkah-langkah praktis untuk keberlanjutan bumi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Survei temukan generasi muda prioritaskan isu lingkungan
Selain merilis album kompilasi, IKLIM juga menggelar "IKLIM Fest 2024" yang melibatkan para seniman dalam menyuarakan harapan dan keresahan terhadap krisis iklim. Hasil karya mereka dipamerkan dalam pameran Titik Kritis di Biji World, Ubud, Bali.
Salah satunya karya dari Maghfiro Izzani Mauliana Ikwan. Dalam karyanya, dia mengeksplorasi ketahanan pangan, mengangkat isu perubahan lahan kebun menjadi pabrik, dan ironi di balik kebijakan impor beras yang dipengaruhi perubahan iklim.
Dalam upaya mengimbangi jejak karbon (carbon offsetting) sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan, IKLIM Fest juga membagikan bibit pohon kepada para penonton. Bibit tersebut diharapkan dapat ditanam di rumah masing-masing sebagai bentuk partisipasi aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: Menteri LHK ingatkan peran pemuda Indonesia tangani perubahan iklim
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024