Pemantauan Antara di Pasar Masomba, pasar terbesar di Kota Palu sebelah timur, menemukan beberapa jenis ikan yang paling laku selama ini, seperti katamba dan layang tidak dijual di pasar itu dan banyak pedagang ikan belum berjualan.
Jenis ikan yang paling banyak dijual adalah ikan air payau bandeng namun harganya juga cukup tinggi mencapai Rp5.000/ekor yang biasanya hanya Rp3.000 ekor, serta ikan mujair Rp20.000/enam ekor padahal biasanya hanya seharga Rp15.000/enam ekor.
Jenis ikan laut lainnya yang masih dijual namun jumlahnya sedikit adalah ikan deho Rp25.000/ekor dari bisanya Rp20.000/ekor dan ikan ekor kuning Rp30.000/ekor padahal pada hari biasa Rp20.000/ekor.
Sementara ikan kakap juga melonjak tajam seperti kakap merah dari Rp55.000 menjadi Rp70.000/kg dan kakap bobara dari Rp45.000 menjadi Rp60.000/kg.
Selain ikan masih langka dan mahal, kualitas ikan yang dijual juga menurun karena tidak ada suplai ikan segar sejak lebaran hari pertama, Senin (28/7).
"Ikan yang dijual di pasar-pasar Kota Palu saat ini saya yakin semuanya masih stok yang disimpan sejak hari Minggu (27/7) karena sejak Sabtu (26/7), tidak ada lagi nelayan yang turun melaut sampai hari ini," ujar H. Effendy, seorang ketua kelompok nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Donggala yang dihubungi melalui telepon genggamnya.
Ia mengatakan, nelayan baru akan turun ke laut mulai besok, Sabtu (2/8), karena mereka masih silaturahmi ke kampung halaman masing-masing. Itu sebabnya, sejak enam hari terakhir, tidak ada pembongkaran ikan di PPI Donggala, kata Effendy.
Hal yang sama dikemukakan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT) Pelabuhan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Agus Sudaryanto bahwa stok ikan di berbagai kota di Sulteng saat ini masih langka dan harganya mahal karena nelayan tidak melaut dalam sepekan terakhir.
"Saya menerima laporan dari Donggala, Parigi, Poso, dan Morowali bahwa suplai ikan ke pasar-pasar terhenti sejak Lebaran karena tidak ada nelayan yang melaut," ujarnya dan mengatakan bahwa hal itu menyebabkan harga jual ikan naik cukup tinggi sampai 50-an persen.
Sebenarnya, kata Agus, saat ini sedang musim ikan di perairan Sulteng dan diperkirakan akan mencapai puncak pada September 2014. Selain itu, cuaca di laut cukup baik, karena meskipun masih dilanda angin selatan, namun gelombang di laut tidak sedahsyat di Jawa, Sumatera dan Papua.
Agus berharap nelayan bisa segera kembali melaut agar suplai ikan ke pasar segera normal agar kelangkaan ikan ini tidak sampai mempengaruhi inflasi.
Nelayan Sulteng tidak hanya mensuplai ikan untuk pasar Kota Palu dan kota-kota penting lainnya di provinsi ini tetapi juga ke Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan. Daerah-daerah itu saat ini juga mengeluh terjadi kelangkaan ikan yang menyebabkan harga jualnya naik cukup tinggi.
(R007)
Pewarta: Rolex Malaha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014