Pengemudi tidak terlalu tahu medan jalan, akibatnya fatal karena mobil justru terjun ke jurang."
Bandung (ANTARA News) - Dua pemudik tewas setelah mobil yang ditumpanginya masuk ke jurang di jalur alternatif Singaparna-Garut, kawasan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), Kamis.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tasikmalaya AKP Anton Purwantoro mengatakan, pengemudi mini bus nomor polisi D1237TE yang membawa delapan penumpang itu diduga lalai saat melintasi jalan yang menikung tajam.
"Penyebab kecelakaan diduga karena pengemudi lalai mengendalikan laju mobilnya," kata Anton.
Ia menuturkan, mobil tersebut hendak pulang ke Kota Cimahi dari Yogyakarta menggunakan jalur alternatif Singaparna.
Setibanya di daerah banyak tikungan, lanjut dia, sopir diduga hilang konsentrasi ketika didepan ada tikungan ke arah kiri.
Pengemudi, kata dia, tidak membelokan ke arah kiri melainkan melawan jalur hingga akhirnya terjun ke jurang sedalam 30 meter di Kampung Citengek, Desa Kutawaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, sekira pukul 09.30 WIB.
"Pengemudi tidak terlalu tahu medan jalan, akibatnya fatal karena mobil justru terjun ke jurang," katanya.
Akibat peristiwa itu, dua penumpang meninggal dunia saat hendak mendapatkan pertolongan medis ke Rumah Sakit Tasikmalaya yakni Popon (71) dan Yanti (27) warga Kota Cimahi, Jabar, sedangkan penumpang lain, termasuk sopir hanya mengalami luka ringan.
Menurut Anton, korban yang meninggal dunia diduga tidak memasang sabuk pengaman sehingga mengalami benturan keras saat mobil tidak terkendali hingga masuk jurang.
"Diduga tidak menggunakan sabuk pengaman sehingga korban mengalami benturan keras di kepala," katanya.
Anton mengimbau kepada pemudik atau pengguna jalan di jalur alternatif Singaparna menghubungkan Tasikmalaya-Garut agar lebih berhati-hati.
Menurut dia, jalur alternatif tersebut, pengemudi harus selalu konsentrasi karena banyak tikungan, tanjakan serta di pinggir jalan tebing dan jurang.
"Pengemudi harus lebih berhati-hati, konsentrasi ketika melewati jalur yang berpotensi bahaya," katanya menambahkan. (*)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014