Untuk Gorontalo memang produknya itu pelet kayu, mencapai 40 persen dari total ekspor.
Gorontalo (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Provinsi Gorontalo mulai bulan Januari hingga September 2024 mencapai 46 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang didominasi oleh produk turunan kayu.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif, di Gorontalo, Rabu, mengatakan ekspor Gorontalo sejak bulan Januari hingga September didominasi oleh pelet kayu.

"Untuk Gorontalo memang produknya itu pelet kayu, mencapai 40 persen dari total ekspor," ujar dia.

Mukhanif menjelaskan, setelah produk turunan kayu, komoditas buah dan biji yaitu produk turunan kelapa dan disusul oleh jagung yang dianggap sebagai ikon Provinsi Gorontalo.

Produk pelet kayu yang diproduksi di wilayah Kabupaten Pohuwato tersebut, kata dia, dikirim ke negara Korea Selatan dan juga Jepang.

"Secara tonase pelet kayu ini cukup banyak, juga yaitu 135 ribu ton yang dikirim sejak kurun waktu Januari," kata dia.

Pelet kayu yang menjadi salah satu bentuk olahan yang telah melewati proses produksi itu, merupakan bentuk hilirisasi atau tahap pengolahan produk dari bahan mentah menjadi barang yang memiliki nilai lebih tinggi dan siap dijual kepada konsumen akhir.

"Ini adalah proses transformasi ekonomi ke depan. Seandainya ekspor ekspor produk kayu ini makin meningkat, maka akan terjadi transformasi ekonomi industri," kata Mukhanif pula.
Baca juga: BPS catat nilai ekspor Gorontalo bulan Maret capai 2,6 juta dolar AS
Baca juga: Mentan-Gubernur Gorontalo lepas ekspor 50 ribu ton jagung ke Filipina

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024