Manokwari (ANTARA) - Hasil penelitian lima murid SMA di Manokwari tentang parasit yang menginfeksi kerang mampu mengantarkan mereka memperoleh medali emas di ajang kompetisi ilmu pengetahuan tingkat internasional yaitu International Science and Invention Fair (ISIF) di Bali pada 5-9 November 2024.
Kelima murid SMA yang tergabung dalam Tim I Papua Bisa Manokwari tersebut adalah Ekandre Kimber (SMAN Taruna Kasuari Nusantara), Ade Jayden (SMAN 1 Manokwari), Immanuela Kezia Yahui (SMAN 1 Manokwari), Kayla Gadiza Walla (SMAN 1 Manokwari) dan Nemezio (SMA Khatolik Vilanova).
"Kami berhasil meraih medali emas untuk kategori environmental science setelah berkompetisi dengan 24 negara di antaranya Rusia, Romania, Malaysia, Vietnam, Thailand, Iran dan sebagainya," ujar Ketua Tim I Papua Bisa Manokwari Immanuela Kezia Yahui setelah tiba di Manokwari, Papua Barat, Rabu.
Ia mengatakan, dalam ajang kompetisi tersebut mereka memaparkan penelitian tentang efek parameter air laut seperti temperatur, salinitas, PH air laut, terhadap perkembangan parasit pada kerang tahu (Meretrix meretrix).
Penelitian yang dilakukan di perairan Wosi, Manokwari tersebut untuk mengetahui parasit yang mampu menginfeksi kerang sehingga dapat mengancam populasi kerang dan lingkungan di sekitarnya,
"Adanya parasit ini dapat menyebabkan ekosistem laut di perairan Manokwari dapat terganggu sehingga dapat berdampak pada nelayan karena mengakibatkan turunnya hasil laut," ujarnya.
Ia menjelaskan, hasil penelitian mereka tidak hanya meraih medali emas dalam ajang ISIF, tapi juga mendapat penghargaan NWERA Special Award dari Romania.
Penghargaan khusus tersebut diperoleh karena tema penelitian yang menarik sekaligus pembawaan materi yang memikat dewan juri.
Baca juga: Pelajar Indonesia raih delapan Medali di IESO 2024
"Kita bekerja keras melakukan riset dan penelitian selama tujuh bulan non stop. Penelitian ini sangat susah dan kita harus jatuh bangun mencapainya. Kadang kita harus izin dari sekolah selama berhari-hari dan kesehatan kami terganggu karena kurang istirahat. Tapi semua kerja keras itu terbayar dengan penghargaan yang kami peroleh," ujarnya.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Manokwari Lucinda Patricia Mandobar yang mewakili pihak sekolah mengatakan, kerja keras yang dilakukan murid-murid tersebut menandakan anak Papua tidak bisa dipandang remeh.
Semua anak mempunyai keunggulan masing-masing dan ketika mereka diberi ruang oleh sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat maka mereka mampu menunjukkan prestasi yang luar biasa.
"Kalau kita tidak beri ruang untuk anak-anak berekspresi maka kita tidak akan tahu kehebatan anak-anak kita. Kita dorong setiap sekolah untuk mengikuti setiap kompetisi, ikut saja, yang terpenting adalah pengalaman," ujarnya.
Perwakilan Dinas Pendidikan Manokwari Yakobus Hindom mengatakan nama Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat menjadi harum di ajang internasional karena prestasi anak-anak SMA tersebut.
"Anak-anak ini telah menunjukkan hasil kerja keras, dan semangat tanpa menyerah sehingga kebanggaan bagi seluruh masyarakat Papua. Prestasi ini bukti anak-anak Papua tidak kalah dengan anak-anak dari daerah lain," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbudristek: 64.000 prestasi anak Indonesia terdata dalam SIMT
Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024