Manila (ANTARA News) - Filipina memperbarui seruan-seruan terhadap ribuan warga negaranya untuk meninggalkan Libya setelah seorang perawat Filipina diculik dan diperkosa serta pemenggalan pekerja konstruksi Filipina.
Departemen luar negeri mengatakan 13.000 warga Filipina akan dipulangkan karena bentrokan antara milisi yang mengancam mencabik negara, setelah diktator Libya Moamer Gaddafi digulingkan.
"Kami mengulangi seruan kami kepada warga negara kita yang tersisa di Libya untuk segera berhubungan dengan kedutaan Filipina di Tripoli, dan mendaftar untuk repatriasi," kata seorang penasihat departemen luar negeri, Kamis, seperti dikutip AFP.
Panggilan itu dilakukan saat kementerian mengkonfirmasi laporan-laporan bahwa seorang perawat Filipina diculik dan diperkosa oleh sekelompok orang, Rabu.
Wanita itu ditangkap di luar kediamannya dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui, di mana ia diserang secara seksual oleh setidaknya enam pemuda, kata Juru bicara Departemen Luar Negeri Charles Jose kepada wartawan.
Dia dibebaskan sekitar dua jam kemudian dan tim konsuler Filipina membawanya ke rumah sakit untuk pengobatan, katanya menambahkan.
Filipina memerintahkan warga negaranya di Libya pada 20 Juli, hari yang sama jenazah seorang pekerja konstruksi Filipina dipenggal ditemukan di rumah sakit pelabuhan Benghazi.
Pria itu telah diculik oleh milisi, diduga pada 15 Juli.
Departemen itu mengatakan tim konsuler tetap tinggal di Tripoli meskipun situasi keamanan genting, untuk mengkoordinasikan evakuasi warga Filipina melalui darat ke Tunisia dan Mesir, di mana mereka akhirnya akan diterbangkan pulang.
Deplu juga melarang warganya bepergian ke Libya.
Sekitar 10 juta warga Filipina tinggal dan bekerja di luar negeri, banyak dari mereka di Tengah Timur, untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih baik.
Filipina juga telah memerintahkan sekitar 100 warga Filipina yang tinggal di Gaza untuk meninggalkan wilayah Palestina yang terkepung saat Israel menekankan ofensif terhadap para pejuang Hamas.
(Uu.H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014