Jakarta (ANTARA News) - Menyusul kegagalan pemain tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat dalam turnamen Jepang Terbuka, Ketua Umum PB PBSI, Sutiyoso, menyatakan saatnya pemain andalan Indonesia itu berubah. Dalam sebuah acara yang berlangsung di Jakarta, Selasa malam, Sutiyoso menyatakan perubahan itu harus dilakukan melalui pembenahan kemampuan fisik yang memang selama ini selalu menjadi masalah utama Taufik Hidayat. "Saya tahu persis titik lemahnya dia itu ada di fisik. Kenapa?, karena kalau main hingga tiga set tidak pernah menang. Dia harus segera sadar kelemahan itu," katanya. Dalam partai final Jepang terbuka yang berlangsung Minggu (15/10) Taufik Hidayat kembali menyerah dari andalan China, Lin Dan, dalam pertarungan tiga set 16-21 21-16 21-3. Skor pada set ketiga dimana Taufik tertinggal jauh juga menjadi perhatian pria yang juga menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tersebut. "Taufik sebenarnya unggul teknik, namun kalau sudah terkait fisik kan susah. Terbukti dari set penentuan dia tertinggal sedemikian jauh," tutur Sutiyoso. Sementara tentang pembenahan untuk sektor tunggal putra, PB PBSI telah melakukan pergantian pelatih yang menangani sejumlah pemain. "Untuk pelatih, Joko Supriyanto akan saya geser dan diganti oleh Hendrawan dan akan saya suruh melatih Simon dan Taufik, karena dua pemain itu belum ada kemajuan," tutur Sutiyoso. Pada Jepang terbuka, Indonesia hanya berhasil meraih gelar melalui ganda campuran Flandy Limpele/Vita Marissa yang mengalahkan rekan senegaranya Nova Widianto/Lilyana Natsir. Dominasi China ditunjukkan dengan memenangi tunggal putra, tunggal putri dan ganda putri. Sementara ganda putera dimenangi oleh pasangan mantan pemain Indonesia Candra Wijaya/Tony Gunawan. (*)

Copyright © ANTARA 2006