Yangon (ANTARA News) - Warga desa di Myanmar yang berjuang untuk membebaskan diri dari kemiskinan adalah sasaran empuk bagi pelaku penyelundupan manusia, demikian laporan media negara pada Kamis, dengan mengutip perwira polisi kota praja di Wilayah Yangon.
Perwira polisi Kota Praja Kamayut mengatakan kebanyakan korban praktik penyelundupan manusia di Myanmar adalah perempuan, sementara anak kecil dan pria juga diselundupkan ke negara lain --kebanyakan ke Thailand, Tiongkok dan Malaysia.
Banyak anak perempuan berakhir jadi pekerja seks atau dijual sebagai pengantin wanita sedangkan lelaki dan anak kecil dipaksa bekerja sebagai kuli, kata polisi.
Sebagian perempuan justru diselundupkan oleh kerabat mereka, sementara yang lain diselundupkan oleh agen yang menikahi mereka dengan berpura-pura saling mencinta, kata polisi, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Selain tuntutan imigrasi oleh negara lain, sebagian korban terinfeksi HIV dan penyakit lain yang menular melalui hubungan seks karena mereka dipaksa menjadi wanita penghibur atau bekerja di industri pornografi.
Myanmar memulai penindasan atas penyelundupan manusia pada 1977 dan pusat rehabilitas telah didirikan di kota kecil perbatasan buat para korban.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014