Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menekankan kelancaran transportasi merupakan faktor kunci untuk menggerakkan perekonomian di daerah.

Dia mengimbau seluruh kepala daerah untuk memiliki pemahaman yang sama terkait hal ini. Langkah ini penting agar sistem transportasi di Indonesia dapat terintegrasi dengan baik.

"Sesungguhnya transportasi ini harus dipahami sebagai bagian yang sangat penting bagi penggerak ekonomi daerah. Ini yang menurut saya perspektif (kita) harus sama," kata Bima dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Bima menuturkan sistem transportasi yang terkoneksi dengan baik akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sebaliknya, jika sistem transportasi mengalami kendala, maka arus kas (cashflow) suatu daerah juga akan ikut terganggu.

"Sudah banyaklah studi-studi tentang kerugian diakibatkan karena transportasi yang terbelakang, underdeveloped," ujarnya.

Selain itu, dirinya mengungkapkan kereta cepat Whoosh merupakan salah satu contoh keberhasilan di bidang transportasi. Pasalnya, Whoosh juga memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.

Namun demikian, Bima menjelaskan bahwa pembangunan moda transportasi sejenis di berbagai daerah perlu dikaji terlebih dahulu, karena setiap daerah memiliki kapasitas dan kebutuhan yang berbeda.

"Nah makanya ada usulan kemudian, ya sudah kalau sini sudah establish, lanjut ke Surabaya. Artinya apa? Segala dinamika komplikasi regulasi itu harus dilewati dulu, untuk kemudian kita sampai pada tujuannya menggerakkan ekonomi daerah," jelas Bima.

Selain Whoosh, Ia menjelaskan bahwa moda transportasi seperti Transjakarta juga memerlukan riset dan ruang diskusi lebih lanjut jika ingin diterapkan di daerah lain. Hal ini penting untuk memastikan penerapannya berjalan secara efisien.

"Untuk memastikan moda yang tepat ini harus jadi kesadaran kita bersama," tambahnya.

Bima menambahkan pengembangan riset moda transportasi akan sangat berguna bagi daerah untuk mengidentifikasi kelemahan dan kebutuhan spesifik wilayahnya.

Menurutnya, saat ini masih banyak daerah yang meniru sistem dari daerah lain, meskipun belum sepenuhnya sesuai dengan demografi setempat.

"Di beberapa tempat mungkin trans cocok, di tempat lain tidak, jangan kemudian latah, oh di sana Light Rail Transit (LRT) bisa, di sini juga bisa, belum tentu juga," pungkas dia.

Baca juga: Kemendagri adakan Rakornas Trantibumlinmas dukung pelaksanaan pilkada
Baca juga: Kemendagri dukung Pilkada 2024 melalui Satpol PP-Damkarmat-BPBD

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024