AI itu kan kayak anak kecil yang harus banyak belajar. Contohnya ini kacamata, AI tidak langsung tahu ini kacamata, sebelum manusia mengajarkan hal tersebut dengan keyword-keyword
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (WamenEkraf/WakaBekraf) Irene Umar mengatakan masyarakat Indonesia harus lebih mengenal apa itu teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelegent (AI) yang memiliki berbagai peluang pekerjaan baru.
“Indonesia harus lebih familiarize ourselves dengan AI. Contoh satu ya, ada satu pekerjaan yang namanya prompt engineering. Yang muncul beberapa bulan yang lalu pada saat AI ada,” kata WamenEkraf Irene Umar kepada awak media di Gedung Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, Rabu.
Dalam kerjanya, kata dia, pormpt enginering ini mengoperasikan suatu teknik yang digunakan dalam sistem AI untuk memberikan instruksi secara jelas sehingga sistem AI dapat menampilkan hasil optimal.
Dia melanjutkan bahwasanya teknik ini memiliki kemiripan dengan mesin pencari yang menampilkan hasil berdasarkan dengan keyword atau kata kunci yang sudah dituliskan oleh manusia dalam mencari sesuatu.
Baca juga: Pelaku ekraf dibekali skill promosi digital dalam HomeCreativepreneur
“Prompt engineer itu diminta untuk belajar mengenali keywords-nya, supaya bisa mengoptimalkan AI tersebut,” ujar dia.
Tidak hanya itu saja, lanjut dia, peluang kerja pada era digital ini tidak terbatas. Selagi masyarakat memiliki keinginan dan juga kemampuan serta ide yang cemerlang, mereka dapat bertahan dengan memanfaatkan teknologi dan juga digital itu sendiri.
Menurutnya, AI masih membutuhkan manusia dalam kinerjanya. AI tidak serta merta hadir dengan sendirinya tanpa adanya manusia di belakangnya. Oleh karena itu, kata dia, berbagai peluang kerja masih sangat terbuka lebar dengan majunya sebuah teknologi.
Baca juga: Perguruan tinggi ikut cetak wirausaha bidang ekraf dan digital
“Ada satu lagi (pekerjaan) yang nge-input. AI itu kan kayak anak kecil yang harus banyak belajar. Contohnya ini kacamata, AI tidak langsung tahu ini kacamata, sebelum manusia mengajarkan hal tersebut dengan keyword-keyword,” lanjut dia.
Oleh karena itu pihaknya sedang mempersiapkan segalanya agar masyarakat bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan digital yang ada saat ini.
“Jadi AI membutuhkan input-input dari manusia bahwa ini adalah kacamata. Tapi itu butuh ribuan, bahkan ratusan ribu. Nah, Indonesia bisa dengan mudah mengisi job-jobs yang seperti ini,” kata WamenEkraf Irene Umar.
Baca juga: Indonesia dan Lituania bahas peluang kerja sama sektor AI
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024