"Virus RNA menjadi penyebab utama berbagai penyakit menular yang baru serta berbahaya, sebab virus ini dapat berubah atau bermutasi, sehingga mudah berkembang, beradaptasi, dan menyebar ke manusia," kata Fera melalui keterangan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Guru Besar FK UI kembangkan obat baru kanker payudara dan malaria
Menurut dia, mutasi pada virus RNA juga menyebabkan perubahan pada protein virus, sehingga virus lebih berbahaya bagi manusia, kebal terhadap obat-obatan tertentu, dan menghindari deteksi sistem kekebalan tubuh manusia yang membuatnya lebih sulit dikalahkan.
"Para ahli dapat mendeteksi mutasi baru pada virus yang berpotensi berbahaya dengan melakukan pengawasan rutin terhadap genom virus," ujar Fera.
Ia mengatakan pendekatan One Health juga diperlukan guna mencegah dan mengendalikan infeksi, karena beberapa penyakit pada manusia berawal dari hewan, seperti flu burung dan ebola.
Baca juga: Guru besar UI ciptakan teknologi tomografi infrared analisa medis
Selain itu, kata dia, kolaborasi riset internasional harus dilakukan untuk mempercepat respons terhadap penyebaran penyakit serta dalam pengembangan vaksin dan peralatan medis.
"Langkah ini perlu dilakukan mengingat vaksin dan sistem deteksi memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh virus RNA," ujarnya.
Menurut dia, pengembangan vaksin secara cepat selama pandemi membantu mengurangi angka infeksi COVID-19. Selain itu, sistem deteksi yang cepat dan akurat memudahkan dalam mengidentifikasi dan mengisolasi kasus positif, sehingga mencegah penyebaran lebih lanjut.
Baca juga: Fakultas Kedokteran UI buka tiga prodi baru spesialis dan subspesialis
"Dengan adanya pengawasan genetik, kerja sama internasional, dan inovasi dalam produksi vaksin serta alat deteksi, kita dapat lebih siap menghadapi ancaman penyakit menular baru," tutur Fera Ibrahim
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024