Kabul (ANTARA News) - Pasukan Inggris ditarik dari wilayah konflik di Afghanistan Selatan, Selasa, yang merupakan penarikan pasukan NATO pertama dari Afghanistan dan yang merupakan jawaban dari permintaan warga setempat . Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional, ISAF, Jendral David Richards mengatakan penarikan pasukan dari wilayah Musa Qala di provinsi Helman adalah merupakan penarikan biasa sambil menandaskan bahwa tak ada pembicaraan tertentu dengan pihak Taliban. Pasukan Inggris meninggalkan kota terbesar di wilayah tersebut yang mengalami ketegangan yang paling tinggi tahun ini dimana sedikitnya empat orang personil militer Inggris tewas, dan atas desakan para kepala suku dan pejabat setemnpat yang mengatakan mereka mampu menjaga keamanan. Hal itu merupakan kejadian pertama kalinya pasukan NATO harus keluar dari satu wilayah setelah pembicaraan dengan penduduk setempat dan sekaligus akan menjadi model dan menjadi bukti bagi wilayah lainnya untuk menjaga sendiri keamanan di wilayah masing-masing, demikian kata seorang juru bicara pemimpin setempat. "Hal itu hanyalah penarikan pasukan biasa," kata Richards berkeras kepada pers di Kabul. "Kondisi keamanan di kota Musa Qala sendiri kini sudah membaik, karena itu kehadiran kami disana tak lagi diperlukan, kami akan menugaskan prajurit kami ke tempat lain," kata Jendral Inggris itu. Penarikan tersebut melibatkan sebanyak 120 anggota pasukan, kata seorang petinggi ISAF seperti dikutip AFP. "Jumlah serangan dan bentrok senjata di Musa Qala bulan lalu menurun setelah para kepala suku mengatakan kepada pihak pasukan Inggris mereka akan mengupayakan segala pengaruh mereka untuk menjaga suasana tenang dan damai," pihak ISAF mengatakan dua pekan lalu. Gubernur provinsi Helmans, Mohammad Daud juga telah diganti atas permintaan para kepala suku. Daud menyangkal laporan yang mengatakan bahwa pihak separatis mengeluarkan pernyataan bendera Afghanistan tak akan lagi berkibar di wilayah itu. "Bendera Afghanistan tetap berkibar di wilayah itu, kepala pemerintahan yang baru juga ada, kepala polisi wilayah juga ada, sama sekali tak ada perjanjian tertentu dengan pihak tertentu (yang dimaksud dengan pihak Taliban-Red)," kata Daud. Para perwira tinggi ISAF mengatakan kesepakatan Musa Qala berbeda dengan perjanjian yang dilakukan pemerintah Islamabad dengan kelompok pro-Taliban bulan lalu, kesepakatan yang terjadi semata-mata dengan pihak kepala suku yang mendukung pemerintah Kabul. Pihak ISAF mengatakan tak ada perjanjian kesepakatan dengan pihak Taliban. Namun Presiden Pakistan Pervez Musharraf pekan lalu mengatakan Richards yang mengunjungi Islamad pekan lalu telah menyetujui pejanjian perdamaian pemerintahan Islamabad dengan pihak pro Taliban di wilayah utara , Waziristan dan mengatakan ingin melakukan hal yang serupa di Afghanistan. Pasukan ISAF yang terdiri dari kontingen 37 negara menginginkan pelebaran kekuasaan pemerintah Kabul diseluruh wilayah Afghanistan, sehingga program pembangunan dapat segera dilaksanakan, dan berharap rakyat Afghan menaruh kepercayaan mereka kepada pemerintah Kabul dan menolak Taliban. "Musa Qala dapat menjadi percontohan bagi provinsi lainnya," kata Perwakilan sipil ISAF, Mark Laity. "Para kepala suku adalah tokoh penting dalam masyarakat setempat, apabila mereka dapat membantu menciptakan suasana damai dan aman tentunya kami akan segera meninggalkan wilayah tersebut, namun tidak semua tempat sama situasinya," kata Laity lagi. Kepala Angkatan Bersenjata Afghanistan, Jendral Besmulah Khan mengatakan satuan polisi tambahan telah dikirim ke Musa Qala dan kalau perlu tentara bantuan juga akan segera dikirim kesana. Sementara Menteri dalam Negri mengatakan Musa Qala adalah sekian dari jumlah kecil wilayah yang kekurangan satuan polisi yang akan memperoleh tenaga polisi tambahan. Para kepala suku telah berjanji kepada pemerintah bahwa mereka akan menjaga kedamaian dan menjaga kemanan dengan mengirim putra-putra mereka untuk menjadi anggota polisi di wilayah itu. Namun timbul kekhawatiran satuan polisi bantuan akan menjadi kelompok milisia yang akan mengganggu proses pelucutan senjata yang telah berlangsung dalam beberapa tahun belakangan. Namun pihak pemerintah Kabul berkeras mengatakan satuan polisi bantuan akan tunduk kepada pemerintah pusat. Helmand adalah wilayah dimana sekitar 5 ribu anggota pasukan Inggris ditempatkan , merupakan wilayah penghasil opium terbesar di Afghanistan yang menjadi pemasok terbesar bagi dunia. Wilayah itu menjadi ajang perlawanan pihak separatis terhebat setelah pemerintah Taliban digulingkan 1996-2001 oleh pasukan koalisi dibawah pimpinan Amerika Serikat.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006