Jakarta (ANTARA) - Petugas dari jajaran Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat terus-menerus memantau dan menjaga tinggi muka air (TMA) di Pintu Air Manggarai selama 24 jam tanpa henti atau jeda.

"Kita siaga di sini 24 jam. Kita juga terus berkoordinasi, jadi nanti untuk dari SDA itu ada grup laporan untuk tinggi muka air seluruh DKI apakah ada kenaikan atau tidak," kata Operator Pintu Air Manggarai, Fajar Zuli Heriyadi saat ditemui di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Rabu.

Fajar menyebutkan, TMA di Pintu Air Manggarai masih berada pada level 640 sentimeter (cm) atau berstatus normal (Siaga 4) pada Rabu pukul 11.00 WIB.

Selain itu, pihaknya terus memantau TMA agar tetap berada di kisaran 600 cm (Siaga 4). Jika TMA sudah mencapai di atas 750 cm maka masuk kategori Siaga 3, lalu di atas 850 cm masuk Siaga 2 dan 950 cm masuk Siaga 1.

Meskipun masuk kategori normal, kata Fajar, sebanyak sembilan petugas terus bersiaga memantau Pintu Air Manggarai yang dibagi menjadi tiga sif. Setiap sif berisi tiga orang yang berjaga selama 24 jam dengan jam kerja sehari masuk dan dua hari libur.

Baca juga: Jaksel siagakan petugas di lokasi rawan banjir

Setiap jam petugas memantau Pintu Air Manggarai yang hulunya di Sungai Ciliwung. "Di Sungai Ciliwung itu dari titik pantau pertama itu di Bendung Katulampa Bogor," ujar Fajar.

Jika terjadi kenaikan di Bendung Katulampa, pihaknya langsung berkoordinasi agar Kali Ciliwung sudah siap menampung. Semua dilakukan melalui standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku dan arahan khusus seperti adanya penambahan bukaan Ciliwung lama.

"Karena sebenarnya waktu yang dibutuhkan air untuk sampai Jakarta itu kurang lebih 8-10 jam. Berarti masih ada jarak waktu untuk siap-siap untuk meminimalkan kerugian kalau, misalkan, nanti banjir," katanya.

Menurut Fajar, kenaikan TMA di Pintu Air Manggarai terjadi karena pengaruh kenaikan TMA di Bendung Katulampa dan terjadinya hujan di sekitaran Bogor sampai Jakarta.

Fajar mengungkapkan, pihaknya terus bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk mengurusi masalah sampah agar tidak menghambat aliran air di Pintu Air Manggarai.

Baca juga: Penanganan banjir jadi materi debat ketiga Pilkada Jakarta

Sementara itu, volume sampah yang diangkut dari Pintu Air Manggarai setiap harinya pada pagi dan sore hari juga masih normal, sekitar dua truk ukuran kecil.

Suku Dinas (Sudin) SDA Jakarta Pusat menyatakan seluruh pompa air yang ada di wilayahnya berfungsi normal untuk mengantisipasi banjir atau genangan selama musim hujan.

"Seluruhnya berfungsi normal dan siap menghadapi musim hujan, mulai dari pompa stasioner hingga pompa mobile," kata Kasie Pengelolaan Sarana Pengendali Banjir, Air Bersih dan Pompa Sudin SDA Jakarta Pusat Yusuf Saud saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (12/11).

Saud menyebutkan, di Jakarta Pusat terdapat 108 pompa air permanen (stasioner) milik Sudin SDA yang tersebar menjadi 28 titik. Besaran kapasitas pompa mulai dari 100 liter per detik (liter per second/LPS) hingga 6.700 per detik.

Sudin SDA Jakarta Pusat juga memiliki pompa bergerak (mobile)!sebanyak 19 pompa yang siap beroperasi dengan kapasitas 150 sampai 500 LPS.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024