Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) melalui anak perusahaannya Majapahit Holding BV telah menerbitkan obligasi internasional senilai satu miliar dolar AS. Dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, PLN menyebutkan obligasi itu terdiri atas dua "tranche", yaitu lima tahun dengan nilai 450 juta dolar AS dan 10 tahun senilai 550 juta dolar AS. Obligasi berjangka lima tahun memiliki kupon sebesar 7,25 persen per tahun dan harga 99,382 persen, sedang obligasi 10 tahun berkupon 7,75 persen per tahun dan harga 98,976 persen. Sebagian dana hasil emisi akan dipergunakan membiayai percepatan pembangunan PLTU 10.000 MW dan sisanya buat keperluan perusahaan lainnya. Penawaran obligasi tersebut dilaksanakan di beberapa kota besar yang merupakan pusat keuangan dunia antara lain Hong Kong, Singapura, London, dan New York. Obligasi tersebut adalah tanpa jaminan dan dicatatkan di SGX-ST Singapore. Minat investor atas emisi obligasi yang pertama bagi PLN itu cukup tinggi. Tercatat, permintaan investor mencapai sekitar enam miliar dolar AS atau enam kali "oversubscribed." Kualitas investor yang berpartisipasi dalam emisi berdasarkan asal investor adalah Amerika, Eropa dan Asia sebesar masing-masing 40 persen, 33 persen dan 27 persen buat "tranche" lima tahun dan 37 persen, 34 persen dan 29 persen untuk "tranche" 10 tahun. Dengan emisi obligasi ini, maka PLN dapat segera memulai pembangunan PLTU 10.000 MW yang bertujuan meningkatkan kinerja PLN, menurunkan konsumsi BBM dan memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Emisi obligasi juga merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia karena akan mendorong investasi, membuka lapangan kerja, dan mendorong tumbuhnya sektor terkait lainnya. Dalam emisi ini, UBS AG bersama PT Danareksa Sekuritas bertindak sebagai "joint global coordinators" dan "joint lead managers," dan UBS juga bertindak sebagai "sole bookrunner."(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006