Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendatangkan helikopter khusus untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) dengan menjatuhkan bom air (water bombing).

"Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan memindahkan helikopter MI-8 dari Kota Palangkaraya ke Pontianak untuk melakukan water bombing," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangna Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam surat elektronik yang diterima Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan, BNPB segera mengambil sikap setelah mendapat informasi meningkatnya kebakaran lahan dan hutan di dua daerah, yakni Provinsi Riau dan Kalbar.

Ia mengatakan peringatan Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah ternyata tidak serta merta menurunkan titik panas (hotspot) di Riau dan Kalbar.

Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua saat peryaan Lebaran pada Selasa (29/7), hotspot di Riau terdeteksi 143 titik, sedangkan ke Kalbar 268 titik.

Di Kalbar sebaran hotspot adalah Bengkayang ada 15 titik, Kapuas Hulu 25 titik , Kayong Utara tujuh titik, Ketapang 19 titik, dan Kubu Raya 15 titik. Kemudian Landak dan Melawi masing-masing ada delapan titik, Pontianak 19 titik, Sambas 65 titik, Sanggau ada 33 titik, Sekadau lima, Singkawang dua, dan Sintang 47 titik.

Sementara itu, distribusi hotspot di Riau paling banyak di Kabupaten Rokan Hilir 46 titik, Bengkalis 24 titik, Dumai 35 titik, Indragiri Hilir enam titik, Indragiri Hulu tiga titik, Kampar dua titik, Kuantan Singingi tujuh, dan Pelalawan 10 titik.

"Jarak pandang di Dumai dan Pelalawan pendek karena tertutup asap pada pagi hari," katanya.

Pemprov Riau hingga kini masih menetetapkan status Siaga Asap dan upaya pemadaman dari pasukan gabungan di dalam Satuan Tugas (Satgas) Riau terus dilakukan. Menurut Sutopo, Satgas udara masih terus mengoperasikan helikopter untuk menjatuhkan bom air (water bombing) dan modifikasi cuaca untuk hujan buatan.

Upaya pemadaman tersebut dikombinasikan dengan pasukan Satgas Darat berisi ratusan personil. Pasukan darat terdiri dari 100 personil TNI AD, 100 personil TNI AU, dan 500 personil Polri.

Selain itu, ia mengatakan ratusan personil Manggala Agni Kementerian Kehutanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, dan relawan ikut memadamkan api.

"Namun demikian, pembakaran yang dilakukan oleh oknum individu dan kelompok masih lebih intensif sehingga titik panas makin banyak," katanya.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014