Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Perkumpulan Koalisi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) menandatangani perjanjian kerja sama untuk mengoptimalkan pengasuhan anak usia dini.
"Pesan pengasuhan kita saat ini lebih fokus pada anak usia dini. Kalau bicara tentang anak usia dini, sudah ada dalam Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) yaitu anak-anak sejak dalam kandungan sampai usia enam tahun, atau periode ketika mereka belum bersekolah," kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Kemendukbangga Irma Ardiana dalam temu media di Kantor BKKBN, Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), anak usia dini yang terdata ada 30,2 juta anak, sedangkan berdasarkan Pendataan Keluarga (PK), yakni sebanyak 21,8 juta anak.
"Jadi, sasaran kita ada dua, yaitu pada keluarga yang mengasuh anak usia dini, dan anak usia dininya," kata Irma.
Baca juga: BKKBN ingatkan orang tua agar kembangkan pengasuhan positif pada anak
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting ada enam tujuan untuk mempercepat stunting, salah satunya pola asuh.
"Pola asuh menjadi penting karena menentukan dua hal, pertama apakah anaknya mendapatkan gizi sejak dalam kandungan dan kedua apakah anaknya terlindungi dari infeksi," ujar dia.
Untuk menghindari anak dari infeksi, Irma menekankan pentingnya memberikan ASI eksklusif, imunisasi, air bersih, dan faktor-faktor kesehatan lainnya.
Sementara itu, Koordinator Koalisi Nasional PAUD HI Mega Indrawati menyampaikan bahwa misi utama koalisinya yakni mengadvokasi dan mendorong pemerintah pusat, baik dalam penyusunan kebijakan, maupun Rencana Aksi Nasional PAUD HI yang sekarang sedang disusun secara komprehensif oleh pemerintah.
Baca juga: Orang tua terlatih lebih mampu tingkatkan kualitas pengasuhan anak
"Pada tahun 2024-2025 ini, kita akan bekerja sama dengan BKKBN dalam proyek pengasuhan more care for young children (kepedulian yang lebih kepada anak-anak usia dini). Ini merupakan inisiatif kolaborasi koalisi dengan Asia-Pacific Region Network for Early Childhood (ARNEC)," kata Mega.
Proyek more care for young children tersebut bertujuan untuk mendukung program pengasuhan anak 0-2 tahun yaitu BKB Emas (Eliminasi masalah anak stunting) dari BKKBN sebagai pintu masuk guna meningkatkan dan memperluas model pengembangan kapasitas dan pemberian layanan di tingkat masyarakat Indonesia.
"Tujuannya meningkatkan kapasitas pengasuhan dan pemberian perawatan yang responsif. Diharapkan pada November 2025, kita dapat memberikan masukan yang berbasis bukti dari lapangan ke BKKBN tentang pelaksanaan BKB Emas juga modal komunikasi perubahan perilaku masyarakat di konteks pedesaan dan perkotaan," ujar dia.
Mega mengemukakan, proyek more care for young children sudah berjalan di lapangan dengan mengidentifikasi dan pemilihan lokus sudah dilakukan.
Baca juga: KemenPPPA: Peran ayah penting dalam pengasuhan anak
"Proyek kita mencakup di dua kabupaten, 10 lokus di Kabupaten Timor Tengah Utara dan 10 lokus di Depok, Jawa Barat," tuturnya.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024