Jakarta (ANTARA News) - Polda Sulawesi Tengah sedang meneliti proyektil peluru yang bersarang di tubuh dan kepala Pendeta Irianto Konkoli agar dapat mengetahui jenis senjata api yang dipergunakan untuk menembak korban. "Proyektil sudah diserahkan oleh dokter yang melakukan autopsi terhadap jenazah korban ke penyidik untuk diperiksa lebih lanjut, namun hasilnya belum bisa dipublikasikan," kata Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Bambang Kuncoko kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa. Di samping itu, polisi sedang mengejar dua orang yang diduga membunuh Irianto setelah sebelumnya meminta keterangan enam orang saksi. Enam saksi yang diperiksa di antaranya karyawan toko bangunan (tempat korban membeli bahan bangunan), istri korban dan sopir kendaraan korban. Bambang meyakini bahwa orang yang membunuh pendeta Irianto masih berada di wilayah Sulteng sehingga fokus pengejaran ditujukan untuk mencegah agar tidak keluar Sulteng. "Kami memprediksikan, kelompok yang membunuh pendeta Irianto itu masih ada hubungannya dengan kelompok yang selama ini membuat aksi kekerasan di Poso karena ada kemiripan pola tindakan," ujarnya. Pendeta Irianto tewas ditembak oleh dua orang tidak dikenal saat hendak membeli bahan bangunan di Jl Wolter Monginsidi, No 76, Palu, 16 Oktober 2006. Usai menembak mati, tersangka kemudian kabur lewat Jl Tanjung Karang dengan sepeda motor sedangkan korban dibawa ke RS Bala Keselamatan. Kasus penembakan lain di Sulteng yang diduga dilakukan oleh kelompok yang sama adalah penembakan jaksa Ferry Silalahi, Pendeta Susianto Tinulele dan William, pengusaha perhiasan emas. Ferry ditembak tahun 2003 lalu, Susianto ditembak 18 Juli 2004 sedangkan William pada Pebruari 2006.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006