Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Selasa sore ditutup naik tipis lantaran terangkat nilai rupiah dan antipasi membaiknya laporan emiten kuartal ketiga 2006. Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA News di Jakarta mengatakan, indeks masih dipimpin oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan antipasi terhadap laporan keuangan emiten yang akan dilaporkan mulai awal bulan depan. "Dengan stabilnya nilai rupiah akan memicu indeks BEJ untuk terus naik," ujarnya. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada Selasa sore terus menguat menjadi Rp9.135 hingga Rp9.152 dibanding penutupan hari sebelumnya senilai Rp9.165 hingga Rp9.205 per dolar AS atau naik 30 poin. Dia mengungkapkan, kenaikan indeks dipicu antipasi para pelaku pasar terhadap laporan keuangan emiten yang akan diumumkan pada awal bulan depan. Selain itu, Alfiansyah menyebutkan, faktor antipasi turunnya inflasi juga mendorong menguatnya IHSG. "Kami memprediksi inflasi naik terkendali dan ini telah mendorong pelaku pasar nyaman dalam bertransaksi di bursa," katanya menambahkan. IHSG ditutup naik 5,038 poin atau 0,32 persen menjadi 1.566,824 dan Indeks LQ45 menguat 0,682 poin atau 0,20 persen di level 341,943. Saham yang naik mendominasi yang turun dengan 72 naik lawan 52 turun dan 70 stagnan. Transaksi yang terjadi sebanyak 20.204 kali dengan volume 1,658 miliar saham dan nilai Rp1,280 triliun. Naiknya indeks ini dipicu oleh menguatnya saham sektor beberapa saham perbankan dan pertambangan akibat naiknya kembali harga minyak dunia dan komoditi. Saham Bank Internasional Indonesia (BNII) dan Bank BCA (BBCA) juga naik mendorong indeks bergerak positif. BNII naik Rp10 menjadi Rp200 dengan nilai transaksi mencapai Rp106,167 miliar dan BBCA menguat Rp100 ke level Rp4.800 dengan nilai transaksi mencapai Rp83,067 miliar Saham sektor pertambangan yang berhasil mengangkat indeks diantaranya Internasional Nickel (INCO) menlonjak Rp1.050 ke posisi Rp24.650 dengan nilai transaksi mencapai Rp78,806 miliar, Antam (ANTM) menambah Rp200 menjadi Rp6.150 dengan nilai transaksi mencapai Rp70,047 miliar dan Timah (TINS) terdongkrak Rp410 di level Rp2.330 dengan nilai transaksi mencapai Rp60,170 miliar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006