Kepada ANTARA, Selasa, Kasandra menyampaikan bahwa belajar menghadapi perlakuan dari orang lain merupakan bagian dari tahapan pembangunan ketangguhan dalam proses tumbuh kembang anak.
Menurut dia, anak-anak bisa belajar membedakan hal baik dan buruk, membela diri, serta menangkal pengaruh buruk saat menghadapi perlakuan buruk dari orang lain.
"Kemampuan ini harus dimiliki sejak kecil, secara bertahap, untuk anak dapat membedakan mana yang baik dan buruk dan menangkal pengaruh buruk tersebut," katanya.
Baca juga: Kiat kembangkan kecerdasan emosional pada anak
Baca juga: Ucapan positif bantu bangun kesehatan mental anak
Kasandra mengemukakan bahwa orang tua yang membiarkan anak menyelesaikan konfliknya sendiri bukannya tidak peduli.
Orang tua yang demikian justru mengajarkan anak untuk mengetahui kapan mereka harus bertindak dan membela diri.
Dalam hal ini, menurut Kasandra, orang tua bisa lebih dulu melihat seberapa besar masalah atau konflik yang sedang dihadapi oleh anak.
Kalau menurut penilaian masalah dan konfliknya masih bisa dihadapi sendiri oleh anak, maka orang tua bisa sekedar mengamati tanpa terlibat langsung dalam penyelesaian masalah.
Menurut Kasandra, orang tua bisa membantu atau mengambil alih penanganan kalau masalah atau konfliknya dapat membahayakan anak.
"Ketika sudah mengandung risiko bagi anak, masa depan anak, dan mengancam keselamatan, serta ketika anak belum mampu menyelesaikan sendiri," katanya.
Baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan seorang ayah memarahi murid karena tidak terima anaknya dihina. Guru di sekolah tersebut terlihat membantu melerai pihak-pihak yang berkonflik.
Baca juga: Waspadai perubahan perilaku indikasi masalah mental pada remaja
Baca juga: Masalah kesehatan mental bisa dialami dari usia remaja hingga dewasa
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024