Medan (ANTARA News) - Puluhan orang pengemis anak-anak kelihatan berkeliaran di sejumlah jalan protokol di Kota Medan, pada Hari Raya Lebaran Idul Fitri 1435 Hijriyah, sehingga dapat membahayakan keselamatan bagi mereka yang mencari nafkah tersebut.
Pemantauan Antara di Medan, Senin, sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB, sejumlah pengemis yang terdiri anak-anak berumur tiga tahun hingga 10 tahun itu, kelihatan berkumpul di setiap persimpangan lampu merah.
Bahkan, para pengemis anak-anak bawah lima tahun (balita) itu, tidak merasa takut sedikitpun melakukan aksinya untuk mencari nafkah dengan cara mengejar mobil pribadi, angkutan kota (Angkot) maupun sepeda motor yang berada di lampu merah.
Mereka membawa mangkok plastik dan menengadahkan tangannya untuk meminta uang atau "kocek" kepada pengemudi yang sedang menunggu di lampu merah tersebut.
Selain itu, dengan berbagai cara yang cukup unik mereka menarik simpati dan belas kasihan dari masyarakat agar memberikan bantuan atau sumbangan.
Sebagai contoh, pengemis usia tiga tahun diletakkan abangnya dipundak atau di leher kemudian mendatangi mobil pribadi yang sedang berhenti di persimpangan lampu merah.
Kegiatan yang cukup nekad dan sangat berbahaya yang dilakukan anak-anak pengemis tersebut, kiranya perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kota Medan melalui institusi Dinas Sosial.
Para pengemis musiman itu, tidak lagi memikirkan keselamatan jiwa tetapi yang penting bagaimana bisa mendapatkan bantuan uang dari penyumbang dan masyarakat.
Beberapa tempat di Kota Medan yang dijadikan operasi bagi pengemis anak-anak itu, antara lain di Lampu Merah Jalan Sudirman dekat SPBU, Lampu Merah Jalan Brigjen Katamso dekat Kantor SKH Waspada, Lampu Merah Simpang Jalan Pemuda, Lampu Merah Simpang Jalan Halat, Lampu Merah Simpang Jalan Junda Medan dan beberapa lokasi lainnya.
Pada hari-hari biasa, tempat tersebut menjadi pangkalan para pengemis yang terdiri dari orang tua, pengemis anak-anak, kelompok pemuda berambut "punk rock" dan kelompok remaja "pengelem" (menghirup lem cap kambing diduga bercampur bahan kimiawi).
Para pengemis yang selama ini selalu meresahkan masyarakat pengguna jalan raya tersebut sudah sering dirazia atau ditertibkan Satpol Pamong Praja Kota Medan bekerja sama dengan Kantor Dinas Sosial setempat. (*)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014