sementara untuk potensi sukarelawan yang terlatih itu di angka sekitar 23.000. Jadi, memang ini menjadikan suatu kekuatan kami
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kusworo mengungkapkan potensi relawan operasi pencarian dan pertolongan (Search And Rescue/SAR) terlatih di Indonesia mencapai 23 ribu orang.

Ia menjelaskan Basarnas memiliki 4.000 anggota yang terbagi dalam 44 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Oleh karena itu potensi relawan SAR terlatih dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan tindakan pencarian dan pertolongan yang menjangkau berbagai wilayah.

"Kami di seluruh Indonesia yang terbagi dalam 44 UPT itu hanya sekitar 4.000, sementara untuk potensi sukarelawan yang terlatih itu di angka sekitar 23.000. Jadi, memang ini menjadikan suatu kekuatan kami," kata Kusworo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.

Baca juga: DPR minta Basarnas perbanyak pelatihan tangga darurat untuk masyarakat

Kusworo menerangkan pihaknya menjadikan pemanfaatan potensi relawan SAR terlatih yakni di wilayah Jawa Tengah, khususnya Solo, sebagai percontohan.

Pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap potensi relawan di Jawa Tengah. Kusworo berencana untuk memberdayakan potensi relawan SAR di daerah Solo agar dapat lebih efektif operasi pencarian dan pertolongan.

"Kenapa kami sampaikan di prioritas kami untuk di Solo diadakan pos kenaikan sendiri dan salah satunya menjadi atensi khusus bagi kami, karena di sana relatif meng-cover wilayah sangat luas sehingga kami punya keinginan dan tentunya sudah melalui kajian," kata Kusworo.

Baca juga: Basarnas gelar lokakarya, atasi bencana di lokasi terbatas

Diketahui, Komisi V DPR RI meminta Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk meningkatkan pelatihan tindakan tanggap darurat bagi masyarakat dari berbagai kalangan maupun usia.

Anggota Komisi V Novita Wijayanti mendorong penyelenggaraan pelatihan tindakan tanggap darurat bagi organisasi, lintas profesi, hingga anak-anak usia sekolah.

"Banyakin pelatihan-pelatihan lagi, baik kepada organisasi, ada lintas profesi, atau masuk sekolahan, bahkan kalau bisa jadi pengetahuan sejak dini ke sekolahan-sekolah," kata Novita.

Menurutnya, masyarakat peserta pelatihan ini nantinya juga perlu ditanamkan komitmen agar mereka dapat menyebarkan kembali informasi maupun kemampuan yang didapat kepada orang banyak.

Baca juga: Puluhan jurnalis dilatih tangguh menghadapi bencana
Baca juga: Basarnas latih jurnalis kemampuan water rescue siap hadapi bencana


 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024