Banyak dari kader ini bercita-cita menjadi penyelenggara pemilu, dan mereka telah memberikan kontribusi nyata dalam pengawasan pemilu di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menekankan pentingnya pendidikan pengawas partisipatif dalam proses pengawasan pemilu bagi Comissão Nacional de Eleições (CNE) Timor Leste.

Menurutnya, Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP) Bawaslu dapat diadopsi oleh CNE, karena berhasil memiliki lebih dari 26 ribu kader di seluruh Indonesia. Program ini melibatkan generasi muda yang tertarik dalam pengawasan pemilu, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga nasional.

"Banyak dari kader ini bercita-cita menjadi penyelenggara pemilu, dan mereka telah memberikan kontribusi nyata dalam pengawasan pemilu di Indonesia," kata Bagja dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dia juga mengungkapkan rencana Bawaslu untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk Malaysia, yang telah menunjukkan minatnya dalam memahami pengawasan partisipatif.

"Kemarin, wakil ketua KPU-nya Malaysia menghubungi saya, ingin berbagi dan mendapatkan informasi tentang tugas dan fungsi Bawaslu seperti apa. Kami ingin menunjukkan bahwa demokrasi di Asia Tenggara, memiliki karakteristik unik dan tidak kalah penting dengan Amerika Serikat maupun Eropa," tambahnya.

Lebih lanjut, Bagja menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun demokrasi yang kuat di kawasan Asia Tenggara, terutama melalui transfer pengetahuan dan teknologi pengawasan pemilu.

"Kami yakin Timor Leste dan Indonesia dapat saling belajar dan memperkuat hubungan dalam hal pengawasan pemilu yang partisipatif dan demokratis," ucap Bagja.

Baca juga: KPU: Wewenang Bawaslu telaah Presiden ikut kampanye politik pilkada



Sementara itu, Presiden CNE Timor Leste Jose Agostinho da Costa Belo Pererira menyambut baik Bawaslu yang telah berbagi pengalaman dan informasi tentang pengawasan pemilu.

Dia menekankan pentingnya kerja sama lintas negara di kawasan Asia Tenggara dalam rangka meningkatkan kualitas demokrasi dan pengawasan pemilu yang efektif.

"Penguatan demokrasi di kawasan Asia Tenggara bukan hanya tentang proses pemilu yang baik, tapi juga tentang pengembangan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan global," tambah Jose.

Dirinya mengapresiasi dukungan Bawaslu Indonesia dalam memberikan pelatihan dan pengalaman langsung bagi anggota CNE yang hadir.

"Dengan pengetahuan yang didapatkan pada kegiatan ini, para komisioner dapat mengaplikasikannya saat kembali ke Timor Leste, sehingga kualitas pemilu di Timor Leste akan semakin meningkat," pungkas dia.

Sebagai informasi, kegiatan Pendidikan Pengawas Partisipatif Bagi Comissão Nacional De Eleições (CNE) Timor Leste Tahun 2024 diikuti oleh perwakilan dari CNE Timor Leste dengan mengundang fasilitator dari Bawaslu RI maupun yang pernah menjadi bagian dari penyelenggara pemilu di Indonesia.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024