Kalau gunung berapi sih enggak ada mitigasi strukturnya ya, masyarakatnya harus kita ungsikan, itu sajaJakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tak ada mitigasi khusus ketika masyarakat harus menghadapi erupsi gunung berapi, hanya berupa peringatan dini.
"Kalau gunung berapi sih enggak ada mitigasi strukturnya ya, masyarakatnya harus kita ungsikan, itu saja, tetapi peringatan dininya ada, tanda-tanda kapan harus evakuasi itu ada dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat ditemui di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa.
Ia menegaskan apabila erupsi berdampak pada masyarakat di sekitar gunung api, maka satu-satunya cara hanya merelokasi mereka ke tempat yang lebih aman.
"Kalau terdampaknya pada masyarakat yang ada di zona bahaya, pada saat letusan itu ya harus kita relokasi, itu saja," ujar dia.
Abdul juga menjelaskan erupsi satu gunung berapi tidak secara otomatis mengaktifkan gunung berapi lainnya, misalnya pada kasus erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kebetulan bersamaan dengan periode siaga Gunung Marapi di Sumatera Barat.
Baca juga: BNPB beri dana tunggu hunian korban Lewotobi yang rumahnya rusak berat
Baca juga: Menkeu jamin anggaran siap untuk tanggap bencana Gunung Lewotobi
"Pengaruhnya enggak ada, tetapi memang mungkin pada fase-fase seperti ini, fase periode ulang dari gunung itu masing-masing, kebetulan waktunya mungkin hampir sama, jadi enggak ada satu gunung meletus men-trigger (memicu) gunung lain," ucapnya.
Ia juga mengemukakan jarak aman tempat tinggal dari gunung bervariasi, tergantung level bahaya saat terjadi erupsi.
"Misalnya seperti Lewotobi kan pertama 3 km, terus naik level III jadi 5 km, naik level IV jadi 7 km, kemudian ada erupsi yang besar, 7 km tambah 9 km sektoral barat-barat daya, jadi memang benar-benar dinamis," paparnya.
Menurutnya, ketika erupsi menurun, maka zona bahaya dapat dikurangi lagi, tetapi di zona-zona yang pernah terdampak abu vulkanik, material pijar, atau material berbahaya lainnya yang kemungkinan menimbulkan fatalitas, maka harus disterilisasi.
Sebagai informasi, berdasarkan data tingkat aktivitas gunung api dari PVMBG Badan Geologi, sampai dengan hari ini Sabtu (9/11) dilaporkan ada lima gunung api yang berstatus siaga dan satu berstatus awas.
Gunung yang berstatus siaga antara lain, Gunung Awu (Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara), Gunung Ibu (Pulau Halmahera, Maluku) Gunung Iya (Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur), Gunung Marapi (Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat) dan Gunung Merapi (Jawa Tengah - D.I Yogyakarta).
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024