"Program triple win dengan skema G to G di Jerman ini memberikan semangat baru bagi para lulusan pendidikan keperawatan baik di tingkat D3, D4, strata 1 ners dan magister keperawatan untuk go internasional dengan mendapatkan pengawalan perlindungan penuh dari pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman," kata Wakil Menteri P2MI Dzulfikar Ahmad Tawalla pada acara Joint Committe Meeting (JCM) Indonesia - Jerman 2024 yang berlangsung di Jakarta, Selasa.
Menurut Wamen, permintaan kebutuhan tenaga kesehatan menunjukkan tren yang meningkat, yang memproyeksikan bahwa pada 2030 jumlah kebutuhan tenaga kesehatan mencapai 13 juta orang.
"Di sisi lain, kami di Indonesia surplus tenaga perawat. Pada 2024 terdapat 696.217 perawat dan kondisi ini menjadi faktor penarik sekaligus pendorong bagi calon pekerja migran Indonesia, khusus tenaga kerja perawat," katanya.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Jerman sangat membutuhkan tenaga kerja asing, salah satunya dari Indonesia, untuk bagian perawat, hospitality serta konstruksi. "Saat ini 196 perawat telah diberangkatkan ke Jerman," katanya.
Pada kesempatan itu, Wamen juga mengungkapkan kendala yang dihadapi para perawat Indonesia yakni penguasaan Bahasa Jerman. Dzulfikar mengaku bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya mempercepat penguasaan kemampuan berbahasa para tenaga kerja kesehatan.
Baca juga: KBRI Tokyo apresiasi peningkatan perawat Indonesia di Jepang
Baca juga: Katalis: Tingkat permintaan perawat Indonesia di Australia tinggi
Baca juga: Perawat Indonesia bagikan donasi kepada tunawisma Jepang
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024