Rektor Unair Mohammad Nasih di Surabaya, Selasa, menjelaskan pihaknya sudah mulai mengembangkan penelitian terkait dengan PMK sejak isu penyakit tersebut muncul.
"Sudah sejak awal. Baru di tahun 2024 ini ada pihak dari PT Biotis yang menawarkan kerja sama untuk memproduksi vaksin PMK," kata dia.
Baca juga: BRIN kembangkan vaksin PMK dari ulat sutra yang bisa dimakan langsung
Walau masih perlu melalui berbagai tahap uji coba, ia berharap, vaksin PMK akan dapat diproduksi pada awal 2025.
“Kami ingin mendukung program pemerintah untuk penyediaan makanan bergizi gratis, yang mencakup bahan pangan hewani seperti daging dan susu sapi. Vaksin PMK sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan agar program makan bergizi dapat berjalan dengan lancar dan berkelanjutan,” kata Nasih
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman menyampaikan apresiasi terhadap Unair atas kerja sama yang telah terjalin dalam pengembangan vaksin ini.
Sudirman yang juga alumnus Unair itu, mengaku bangga karena kampus tersebut aktif berkontribusi dalam riset kesehatan nasional.
“Sebagai alumnus saya merasa bangga. Vaksin ini merupakan hasil kerja keras para peneliti Unair yang dipimpin oleh Prof Fedik Abdul Rantam. Tugas saya hanyalah memastikan agar hasil penelitian Prof Fedik dan tim. Dengan dukungan rektor, dapat tersalurkan hingga menjadi manfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar dia.
Dengan tersedianya vaksin PMK, ujarnya, akan membantu pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, termasuk di sektor kesehatan hewan ternak.
Baca juga: Magetan berupaya tingkatkan jumlah ternak sapi dan kambing
Baca juga: Bupati Lombok Timur ajak perternak dukung program vaksin PMK
Pewarta: Willi Irawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024