"Pihak Barat harus memahami dengan jelas bahwa Rusia tetap berpegang pada pendiriannya terkait Laut Hitam, dan kami tidak akan mengizinkan posisi kami di kawasan ini dilemahkan," kata Patrushev, yang merupakan ajudan Presiden Vladimir Putin, kepada media setempat.
Dia memperingatkan bahwa Moskow tidak akan menoleransi kehadiran permanen angkatan laut negara-negara nonriparian--tidak berhubungan atau tidak terkait dengan tepian perairan-- Laut Hitam, yang melanggar Konvensi Montreux.
Patrushev mengatakan Rusia mempertahankan posisinya "sebagai salah satu kekuatan angkatan laut terdepan di dunia", dengan armada negara itu melaksanakan seluruh tugasnya dengan percaya diri, terutama dalam hal penangkalan nuklir.
Dia menuturkan bahwa belum lama ini, dua kapal selam strategis Rusia menuntaskan perjalanan di bawah es sejauh 4.000 mil laut atau 7.408 kilometer dari Armada Utara hingga Armada Pasifik.
"Operasi ini penting dalam konteks revisi doktrin nuklir nasional," ujar Patrushev.
Berdasarkan Konvensi Montreux yang ditandatangani pada 1936, kapal angkatan laut dari negara-negara nonriparian harus terlebih dahulu menginformasikan kepada Turki mengenai aktivitas pelayaran mereka di selat Bosphorus dan Dardanelles, yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Hitam.
Perjanjian itu membatasi masa persinggahan mereka di Laut Hitam menjadi 21 hari dan memberi izin kepada Turki untuk memangkas masa transit kapal militer saat perang, kecuali bagi kapal yang hendak kembali ke pangkalannya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024