Jakarta (ANTARA News) - Rapat paripurna DPR di Jakarta, Selasa, menyetujui target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2007 sebesar 6,3 persen dibanding target pertumbuhan ekonomi pada APBNP 2006 yang ditetapkan sebesar 5,8 persen.
Ketua Panitia Anggaran DPR, Emir Muis, dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno, menyebutkan asumsi dasar lainnya yaitu produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp3.531 triliun, inflasi 6,5 persen, dan tingkat bunga sertifikat bank Indonesia (SBI) tiga bulan sebesar 8,5 persen.
"Sementara asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp9.300 per dolar AS, harga minyak 63 dolar AS per barel, produksi minyak 1,050 juta barel per hari, dan lifting minyak 1 juta barel per hari," kata Emir.
Emir yang juga anggota DPR dari PDIP menyatakan bahwa pihaknya mengajukan angka pertumbuhan ekonomi yang realistis 2007 adalah 6,0 hingga 6,1 persen dengan memperhatikan pertumbuhan 2006 dan perkiraan kondisi dunia.
"Pada saatnya nanti, hendaknya APBNP 2007 tidak dijadikan mekanisme untuk melakukan koreksi atas kemungkinan penurunan target pertumbuhan ekonomi 2007. Ini penting mengingat optimisme pemerintah atas pertumbuhan ekonomi dan identifikasi atas proyek-proyek infrastruktur," katanya.
Defisit Meningkat
Emir juga menyebutkan bahwa Panitia Anggaran DPR menyetujui peningkatan defisit APBN 2007 dari semula di nota keuangan sebesar 0,9 persen menjadi 1,1 persen.
"Dalam APBN 2007 disepakati pendapatan negara dan hibah sebesar Rp723 triliun atau meningkat Rp9,6 triliun dari usulan pemerintah sebesar Rp713,44 triliun," kata Emir.
Sementara itu, belanja pemerintah ditetapkan sebesar Rp763 triliun sehingga terdapat defisit sebesar Rp40,5 triliun (1,1 persen dari PDB).
"FPDIP memberikan catatan bahwa idealnya defisit APBN 2007 adalah 0,9 persen seperti usulan semula pemerintah dalam nota keuangan dan RAPBN 2007. FPDIP menolak kenaikan itu, karena akan menambah berat beban pembiayaan defisit APBN 2007," kata Emir Moeis. (*)
Copyright © ANTARA 2006