Ini harus kita buktikan bahwa konservasi kita bermanfaat, tidak hanya untuk penyu, paus, terumbu karang tapi juga untuk sosial ekonomi masyarakat dan adaptasi perubahan iklim
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merancang permodelan memastikan peran kawasan konservasi perairan tidak hanya mendukung isu perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, tetapi juga menopang kegiatan perekonomian perikanan.
Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan KKP Firdaus Agung Kunto Kurniawan dalam perayaan penetapan kawasan konservasi Misool Utara di Jakarta, Selasa, mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan mitra seperti Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk memastikan optimalisasi pencapaian peran-peran kawasan konservasi perairan.
Peran-peran itu termasuk kawasan konservasi perairan (Marine protected area/MPA) memiliki posisi penting dalam mendukung kegiatan perikanan, menghadapi perubahan iklim, adaptasi dan mitigasinya, untuk ekosistem ekonomi biru serta menjaga keanekaragaman hayati dan satwa terancam punah.
Untuk itu dia menggarisbawahi pentingnya merancang dan memiliki model untuk kawasan konservasi yang menjalankan peran-peran di atas, terutama untuk mendukung perluasan kawasan konservasi yang pada 2045 ditargetkan dapat mencapai 97,5 juta hektare.
Baca juga: KKP usulkan ikan kaleng untuk dukung makan bergizi gratis dari Prabowo
"Dalam konteks MPA for fisheries, for climate change, MPA biodiversity protection itu harus kita rancang, kita kelola dengan baik dan kita harus bisa tunjukkan kita benar-benar bisa mengukur kinerjanya," jelasnya.
Dia juga menyoroti pentingnya metode saintifik untuk memastikan manfaat dan hasil dari kerja-kerja konservasi, terutama di wilayah perairan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.
"Ini harus kita buktikan bahwa konservasi kita bermanfaat, tidak hanya untuk penyu, paus, terumbu karang tapi juga untuk sosial ekonomi masyarakat dan adaptasi perubahan iklim," tambah Firdaus.
Sebelumnya, Indonesia menargetkan perluasan kawasan konservasi perairan seluas 97,5 juta hektar pada 2045 atau mencakup sekitar 30 persen dari total wilayah laut Indonesia.
Target perluasan yang dikenal dengan istilah 30x45 itu jika berhasil dapat memberikan perlindungan kepada kawasan laut, padang lamun, mangrove dan terumbu karang. Khusus untuk ekosistem padang lamun dan mangrove sendiri memiliki potensi penyimpanan emisi gas rumah kaca (GRK) yang besar.
Baca juga: AMAN dorong pelibatan optimal masyarakat adat dalam upaya konservasi
Baca juga: Perkumpulan Konservasi Kakatua tanam 1.200 mangrove di Seram Barat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024